we’re forbidden! 7

ANNYEONG!!! whoaa with all of my heart i greet you guys

haha really2 long time not touching my wordpress, lil bit miss this one hehe

thankyou for you who has given a comment, or even just read it with no comment, i dont mind. thankyou thankyou thankyou!

sebenernya batas “perjanjian” saya dengan teman saya di awal pembuatan ff ini sudah selesai sih, jadi mau ngelanjutin ff ini atau enggak sebenernya juga gapapa

hajiman..

comment2 yang udah saya dapetin dan antusiasme terhadap apa yang saya kreasikan ini membuat saya berpikir untuk memberi akhir yang baik untuk cerita ini

lgipula pasti banyak yang suka baca adegan2 mengundangnya taeny kan? hehe ini mah authornya yang byuntae >.< then let’s make a good ending for this ff!!

_________________________________________________________________

tiffany pov

incheon international airport, south korea

hari ini kami akan berangkat ke singapura untuk mengikuti sebuah acara award yang akan di langsungkan di sana. hihihi..aku bersemangat sekali, ini baru kali pertamaku mengikuti event seperti ini bersama member lain.

aku memasang earphone di telingaku sembari duduk di ruang tunggu eksklusif bandara.

satu poin plus lagi, jika aku hanya orang biasa, tentunya aku tidak akan pernah bisa menikmati berada dalam ruang tunggu eksklusif ini dengan jutaan sinar lampu blitz yang menyorot dari luar jendela.

poin negatifnya, meskipun kaca ruang tunggu gelap, tetap saja sinar-sinar tajam itu mengganggu. aku mencoba untuk menikmatinya.

“hoaaaamm” seseorang di sebelah tempat dudukku menguap bosan dengan cara yang sangat tidak sopan sekali, setelah itu ia mengangkat kakinya ke tempat duduk. aku memutar bola mataku sebal.

‘ada masalah?” suara datar yang sangat akrab akhirnya berkomentar padaku.

aku mendecakkan lidah kesal. “tidak ada masalah jika-” aku menunjuk cara duduk taee “..dudukmu tidak seperti itu!”.

taeyeon mengernyit sejenak, lalu berkata santai. “santai saja, tidak ada yang mempermasalahkannya.”

aku melotot, “aku mempermasalahkannya!” semburku.

“yah, kecuali kau.” ujar tae lagi, masih santai. ughhh orang ini!

sejenak taee terlihat kegerahan, menurutku aneh, karena udara di ruangan ini sudah cukup dingin karena pendingin udara, sampai akhirnya ia membuka kemejanya -membuatku mendadak gugup dan berusaha memalingkan muka- ,dan meninggalkan tubuhnya yang berbalut tanktop biru disana.

sepertinya taee menyadari kegugupanku karena mendadak ia menggodaku. “kenapa wajahmu memerah begitu?” cengirnya. aku hanya mampu menunduk.

“oh, kau malu melihatku melepas baju tadi?”. aku masih menunduk.

“…kenapa harus malu? kita kan sudah pernah saling telanj…HEI!” tae memekik karena mendadak aku meninju bahunya.

“bodoh! bagaimana bila nanti ada yang mendengar!” ujarku marah.

taee tergelak. “baiklah, baiklah..kalau begitu, kita harus lebih sering-sering lagi melakukan hal seperti kemaren lagi di kamarku agar kau jadi tidak malu-malu lagi melihatku melepas baju. omong-omong kau memang sangat seksi jika melepas semua pakaianmu,” tae menambahkan dengan berbisik dan mengedip padaku, membuatku menghujaninya dengan tinju lagi.

-di dalam pesawat-

aku duduk dengan bosan. kurang satu jam perjalanan lagi dan segala hiburan yang tadinya bisa kunikmati sekarang sudah terasa benar-benar membosankan bagiku.

tukk..kepala taeyeon yang duduk di sebelahku terkulai lemas di bahuku samvil terdengar dengkur halusnya di leherku. aku memandang wajahnya dan mendadak timbul keinginan untuk mengecup bibirnya.

sebelum hal tak wajar itu membuatku lepas kontrol, sebuah kepala lain menyusul terkulai di bahu kananku. jessica sudah jatuh tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka

hebat!! sekarang aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa di kelilingi para sleepyhead seperti ini.

aku menoleh ke arah taee lagi. kugoncang bahunya dengan sengaja untuk membangunkannya. maaf tae, tapi aku benar-benar bosan!

akhirnya ia terbangun juga meskipun dengan menggumam sebal. “apa?” gertaknya dengan mata terpejam.

aku memberengut dan menggembungkan pipiku. “bangunlah, temani aku, aku bosan sekali!” rengekku.

tae menutup kupingnya dan akhirnya membuka matanya. “aiish, dasar anak kecil!” ujarnya.

hihihi..aku terkiki saat ia mengataiku seperti anak kecil. coba lihat sekarang, dengan mukanya yang mengantuk dan rambut sebahunya yang acak acakan membuatnya lebih terlihat seperti anak kecil di bandingkan aku.

“aku ingin pipis, ayo temani aku.” paksaku sambil tersenyum geli. mau tak mau tae mengikutiku sampai ke bagian toilet pesawat.

“apakah aku harus ikut masuk?” tanya taee sambil menunjuk pintu kamar kecil.

aku tidak tahu apakah taee serius dengan kata-katanya atau tidak, namun aku memutuskan untuk menggodanya kebetulan para pramugari pesawat sedang berada di kokpit.

“uhh…sepertinya kau lebih baik menemaniku di dalam,” ujarku manja memberinya tatapan memohon.

taeyeon dengan cepat menyusul masuk ke dalam kamar kecil dan mengunci pintunya, “dengan senanh hati, fany-ahh.”

 

 taeyeon pov

dengan cepat aku mengikuti tiffany masuk ke dalam kamar kecil yang tidak di desain untuk dua orang ini dan mengunci pintunya.

aku segera memepet dan menekan tubuh tiffany ke dinding, karena sepertinya toh dia tidak benar-benar ingin pipis.

aku segera membuka satu persatu kancing kemeja putihnya dan mengusap dadanya. aku meletakkan bibirku di leher nya.

“uhh..taee,,” aku membungkam suaranya dengan bibirku.

aku benar-benar menyadari bahwa tidak mungkin aku bisa berhubungan  dengan tiffany di tempat ini sebenarnya, tapi sungguh, saat-saat seperti ini benar-benar tidak dapat kulawan. lagipula, bukankah tiffany yang pertama kali memintanya?

kuputuskan untuk melakukannya secara kilat.

kududukan tubuh tiffany di atas dudukan kloset dan sebisa mungkin aku melakukan nya. yah, aku sudah pernah melakukan hal seperti ini sebelum nya, namun aku melakukannya bersama seorang pria.

namun aku tidak ambil pusing, kulakukan apapun yang mungkin kulakukan , dan itu membuat tiffany menjadi memekik tak karuan.

“ughhh taee,, ughhhhhhh!” jika tiffany terus memekik seperti ini aku yakin pramugari pramugari diluar akan segera menggedor-gedor pintu kamar mandi ini, maka kuputuskan untuk membungkam lenguhan fany dengan menciumnya.

tiffany meremas rambutku dan aku meremas pinggangnya.

kami melakukannya selama kurang lebih setengah jam , baik di antara kami telah sama-sama merasaknnya.

“aaaaaahhhhhhhhhhh!!” tiffany memekik keras dan membuat punggung nya sedikit melengkung. setelah itu hanya terdengar dengus nafas putus-putusnya.

“gomawoyo, fany-ah.” senyumku sambil mengecup bibirnya.

ia hanya mengangguk lemas. “ayo kita keluar.” ajaknya.

***

saat kami kembali ke tempat duduk kami, aku menyadari tatapan dingin sica. shit! aku bahkan tidak sadar bahwa aku masih menggandeng tangan tiffany. dengan pelan kulepas tangannya dan tersenyum kikuk pada sica.

sica menoleh padaku dan berbisik pelan.

“bisa kita bicara?”

uh well..itu bukan pertanyaan… itu adalah sebuah permintaan dan keharusan.

mendadak perasaanku menjadi sangaaaaaaaat tidak nyaman.

 

____________________________________________________________

another pervert story -___-

tae is shy, sooyoung widely smile

did you guys already watched this? it’s kind of funny from my favorite couple

TAENY! kekekeke,

even taeyeon is  admitting with smile

we’re forbidden! 6

*DEAR silent reader, keep your silent on hahahha

_____________________________________________________________________________________________

 

TAEYEON POV

gelap.

aku tidak dapat berpikir apa-apa.

aku benar-benar tidak dapat berpikir apa-apa.

aku nyaris mati rasa, dan satu-satunya hal yang dapat kurasakan adalah tubuh tiffany yang berada di bawahku.

aku merangsek ke tubuhnya lebih jauh lagi. dengan mata terpejam serta akal sehat yang nyaris hilang, aku menjelajahi tubuh gadis cantik ini.

“fanny-ah..” bisikku di telinganya, membuat tiffany mendesah geli sambil meremas rambutku.

perlahan-lahan, kulepas kancing baju tiffany satu persatu. dan  di saat aku mencapai puncak terakhir dari apa yang bisa kusentah, mendadak ia memekik kecil dan menahan bahuku . “please be gentle, this is my first time.”  katanya sambil meringis dan menggigit bibir bawahnya.

aku mencium bibirnya lembut sebagai jawaban. aku tidak pernah membayangkan akan bercinta dengan sesama yeoja, terlebih pada yeoja yang baru beberapa minggu ini kukenal.

mungkin aku sudah gila. yeah, aku memang sudah gila. but i don’t give a shit!

bagiku, apa yang sedang terjadi saat ini sangat layak untuk dinikmati..dan aku akan benar-benar menikmatinya.

tiffany pov

dan yang aku takutkan pun terjadi.

tae meringsek semakin dalam padaku, dan mulai melucuti kancing kemejaku. udara dingin di kamar ini serta bajuku yang sudah menghilang entah kemana membuat badanku sedikit menggigil.

aku bertambah menggigil saat tae mulai menyentuhkan ujung-ujung jemarinya ke tubuhku. aku menutup mataku karena takut, namun entah mengapa aku mengharapkan hal yang lebih dari tae selain sentuhan-sentuhannya di tubuhku.

“please be gentle, this is my first time” ujarku sayu.

aku menikmati apa yang tae lakukan terhadapku, hingga akhirnya tubuhku terasa meledak dan aku hanya bisa meremas rambutnya sambil menjeritkan namanya.

aaaaaaaaahhhhhhhh

taeyeon pov

hoaaammm… aku terbangun saat mataku merasakan silaunya cahanya matahari yang memasuki kamarku. ku regangkan tubuhku dan kurasakan tubuh tiffany masih berada di atas tubuhku.

eh tunggu sebentar,  cahaya matahari???

jika sampai ada cahaya matahari berarti ada yang sudah membuka tirai jendela.

jika sudah ada tirai jendela yang terbuka berarti sudah ada orang lain yang memaasuki kamar ini.

jika sudah ada oranglain yang memasuki kamar ini berarti dia melihat………

hah! dengan cepat kurebahkan tubuh telanjang tiffany yang masih berbaring di atasku ke samping. aku menjadi gelagapan sendiri mencari pakaianku.

setelah yakin bahwa tubuhku telah terbungkus pakaian dengan benar, aku bergegas keluar kamar, dan tak kusangka aku bertemu dengan muka dingin  jessica di dapur. seharusnya melihat jessica berada di dapur adalah hal yang lucu bagiku, namun melihat muka dinginnya sekarang membuatku  terlalu gugup untuk bisa menertawakannya.

“selamat pagi sica..” jawabku mencoba berimprovisasi. bagaimanapun dia adalah orang pertama yang kutemui di waktu sepagi ini. bahkan member lain pun sepertinya masih asyik tertidur. dia, tidak melihat keadaanku dan tiffany di kamar tadi, kan?

iya kan?

jessica menoleh ke arahku, lalu melihatku dari kepala hingga kaki, lalu menggeleng. “gila!” desisnya .

aku melotot. separuh terkejut, separuh tersinggung. ku beri jessica tatapan bertanya-tanya, meskipun dalam hati aku berharap setengah mati ia tidak benar-benar melihat apa yang aku takutkan tadi.

“..tenang saja, aku sudah melihatnya sendiri tadi.” jawaban sica yang seakan bisa membaca pikiranku itu  kemudian benar-benar membuat pengharapan setengah matiku tadi menguap dengan sangat cepat.

tubuhku mendadak lemas. kupandangi jessica dengan lemas juga. “lalu?” tanyaku habis ide pada jessica.

jessica menghela nafas sejenak, lalu menyampirkan serbet yang entah sejak kapan ada padanya ke pundaknya, lalu menyilangkan tangannya di dada.

artinya dia sedang serius. artinya aku akan mati sebentar lagi.

“jessica, mianhae.” kataku menunduk. aku tidak tahu mengapa aku meminta maaf padanya. yang aku tahu, aku telah berbuat suatu kesalahan dan jessica mengetahuinya.

“jangan meminta maaf padaku. kau lebih patut untuk meminta maaf kepada tiffany.”

hah? aku melongo mendengarnya. meminta maaf kepada tiffany? apa yg harus aku mintai maaf jika ia sendiri juga menikmatinya?

“..dia gadis yang baik, kau tahu.” jessica masih berpendapat. “dan benar-benar tidak seharusnya melakukan hal itu padanya.”.

aku mendecakkan lidahku kesal. kenapa sica menganggapku seakan-akan aku memaksa tiffany untuk melakukannya?

“sica, dia bahkan tidak melawan, dia menyukainya!” sungutku.

jessica menatapku tajam lagi. “itu hanya pendapatmu atau dia memang berkata begitu?”.

“tidak dua-duanya, bahasa tubuhnya padaku semalam sudah menjelaskan semuanya.”

“hhh..bodoh kau tae! benar-benar bodoh!”

aku memicingkan mata. “terimakasih, sica.” ujarku dingin.

sica tidak menjawab. dan khirnya terciptalah jeda hening yang cukup menyiksa diantara kami. tidak tahan dengan situasi ini, aku menambahkan dengan takut-takut. “tolong jaga dirimu untuk tidak menceritakan hal ini kepada yang lain.” aku benar-benar memohon padanya.

sialnya, dia lagi-lagi tidak menjawab. dan dia hanya membalikkan tubuhnya lalu berlalu begitu saja dari hadapanku.

sudah kubilang kan,  kalau aku akan segera mati.

***

aku berjalan kembali ke kamarku dengan galau. sebenarnya aku juga bingung hendak berbuat apa. berhubung ini masih sangat pagi menurut jam kegiatan kami, ya sudah, kuputuskan saja kembali ke kamar.

tak kusangka tiffany masih tidur. aku menyusul rebah di sebelahnya dan kupandangi punggung telanjangnya dalam posisinya yang membelakangiku seperti ini.

hanya melihat ini saja aku mendadak ingin mendekapnya.

sebelum aku merealisasikan keinginan itu, tiffany sudah berbalik sambil menggeliat beserta menguap. aku hanya bisa melotot melihat bagian-bagian tubuh nya yang semakin lama semakin tersingkap akibat gerakannya.

akhirnya dia membuka matanya dan menatapku bingung. meskipun aku gugup setengah mati, namun aku tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat bagian2 tubuhnya yang tidak tertutup oleh selimut. sial.

dan tiffany pun akhirnya menyadarinya karena mendadak ia merenggut selimutnya dan menutupi tubuhnya dan…menangis?

“kau kenapa?” tanyaku bodoh, namun aku benar-benar kaget karena ia menangis.

tiffany terisak sekaligus menggeleng berkali kali. “apa yang telah kulakukan..” ujarnya lirih, lebih kepada diri sendiri.

aku menelan ludah getir. aku merasa amat sangat bersalah melihatnya. jessica benar, tidak seharusnya aku melakukan hal itu tadi malam kepada gadis baik ini. namun apalagi yang bisa kulakukan untuk melawan kuasa minuman keras?

“maafkan aku.” bisikku, namun aku yakin cukup keras untuk bisa di dengarnya.

tiffany terdiam sesaat. “ini bukan salahmu,” ia balas mengguman. ” sepertinya aku tadi malam juga menikmatinya. hhh… ada apa sih denganku?”.

aku memandangnya wajah tiffany yang sekarang kebingungan. kudekatkan tubuhku padanya dan mencoba memeluknya dari samping. namun gagal karena ia malah bergerak menjauhiku.

yah, aku hanya bisa menggaruk-garuk kepalaku kikuk , sampai akhirnya kami berdua terdiam.

“ini benar-benar yang pertama kali untukmu ya?” tanyaku iseng. habis, aku tak tahan dengan keadaan saling diam seperti ini sih.

hahaha, gadis ini menjadi tertunduk malu. “tolong jangan bahas itu , tae.” ujarnya lirih, namun malah membuatku semakin berlanjut mengerjainya.

“..hmmm, tak kusangka ini baru kali pertamamu.”

“..aku pikir kau sudah terbiasa.”

“..tapi tadi malam kau benar-benar menikmatinya,kan?”

tak tahan dengan rentetan perkataanku, tiffany memukul lenganku dengan kesal. hehehe

“ahh baiklah, maaf maaf.” ujarku tanpa rasa penyesalan.” tapi kau benar-benar hebat tadi malam.” bisikku menambahkan dengan geli.

kulihat wajah tiffany berubah sedih, namun jelas terlihat ia berusaha menutupinya dengan eye-smile nya. sial, aku tidak tahan melihat wajahnya seperti itu. tanpa banyak mengucapkan kata-kata tidak penting lainnya, kupeluk tubuh yeoja cantik itu. ia hanya diam saja

kukecup puncak kepala gadis itu, dan ia melingkarkan tangannya di pinggangku. “mianhae tiffany. aku benar-benar minta maaf.”

tiffany pov

aku benar-benar menyesal pada kejadian yang telah terjadi tadi malam antara aku dan tae. meskipun aku menikmatinya, tetapi apa yang kami lakukan itu adalah hal yang benar-benar salah dan terlarang untuk kami lakukan.

aku ingin menangis, namun merasa tak enak pada taeyeon yang memandangku khawatir. jadi, yang dapat kulakukan hanyalah berpura-pura bahwa aku baik-baik saja di balik topeng senyumku.

tae rupanya cukup peka dengan keadaanku , karen setelah itu mendadak ia merengkuh tubuhku di dalam pelukannya. tae hanya menggunakan kaus singlet, tetapi entah mengapa pelukannya terasa hangat di tubuhku.

terasa sangat…nyaman, seperti aku telah mengenal tae bertahun-tahun lamanya.

aku menyukai pelukannya ini, alih – alih kata-kata dingin dan ketus yang biasa ia tampakkan.

aku tidak ingin ia mengakhiri pelukan ini. pelukan ini membuatku sangat nyaman sehingga aku merasa kembali mengantuk, bahkan tidak sadar dan tidak peduli saat aku tahu bahwa tubuhku masih belum tertutup pakaian apapun.

aku tidak peduli.

di dalam pelukan tae, semuanya terasa baik-baik saja. terasa begitu…benar.

aku memejamkan mataku dan merebahkan kepalaku di dadanya, saat ia mengecup puncak kepalaku dengan lembut.

aku tersenyum di dalam hati. ini semua benar- benar tidak seharusnya boleh kami lakukan, kami adalah sesama gadis, demi tuhan!

namun semua pikiran getir, serta kesedihan dan penyesalanku tadi mendadak melebur entah kemana saat aku berada di dalam rengkuhannya yang nyaman.

kupandangi matanya yang menatapku lucu , lalu kuberikan kecupan lembut di bibirnya sebagai tanda terimakasihku.

dia terlihat kaget, namun juga terlihat senang. ia mengelus rambutku dan mengeratkan pelukannya.

gomawoeyo, tiffy..”

________________________________________________________________________________________

berasa nambah dosa gitu ga sih kalau buat ff menjurus begini? -________-

we’re forbidden! 5

fifth post about TaeNy?????? can you believe that? i must be crazy T.T

ini entah authornya lagi kesamber petir berkali-kali atau emang lagi kesurupan arwahnya Taeny, pengennya ngeblog mulu -____-

ahh, but enjoy it anyway 😀

_________________________________________________________

TAEYEON POV

 

Sialan!

Kau tahu, Tiffany terlihat amat sangat cantik sekali tadi di panggung. Aku tidak tahu apa yang bisa menyebabkan ia terlihat menjadi semenarik itu diatas panggung, mengingat aku bisa membentaknya saat di ruang tunggu tadi..itu semua terasa berbeda. Senyumnya, suaranya, bahkan perilakunya, terlihat sangat berbeda .

Jika ia terlihat manja dan childish saat diluar panggung, maka aku tadi melihat tiffany yang dewasa dan cantik luar biasa saat di panggung. Yeah, bahkan aku masih saja sempat-sempatnya melihat penampilannya saat kami tampil bersama tadi.

sampai saat ini aku belum bisa melupakan hal di atas panggung tadi. sumpah..itu kali pertama aku merasa tiffany terlihat sangat…cantik. Demi tuhan, aku terus mengulang kata-kata yang sama!

aaaarrrrgghhhh! ada apa sih denganku????

yeah, seharusnya pesta perayaan setelah konser kami ini dapat aku nikmati. tapi entah kenapa aku malah menjadi gusar sendiri. kibimbab kegemaranku di hadapanku inipun belum aku sentuh sama sekali.

mungkin menyadari kegusaranku, tiffany datang dan beralih duduk di sebelahku.

“Kau kenapa? kau tidak kenapa-kenapa,kan? mukamu masam sekali,” sapa Tiffany dengan wajah khawatir.

aku menelan ludah dengan gugup. sial!sial!sial! kenapa dia melihatku dengan cara begini saja aku bisa merasa deg-degan sih??

“Uh..aku baik-baik saja, Tiffany.” sahutku garing sambil memaksakan diri untuk mencomot makanan di hadapanku. Aneh, makanan ini mendadak tak berasa.

tiffany menggeser duduknya semakin mendekatiku. “tidak panas,kok.” Ia menempelkan telapak tangannya di dahiku. alih-alih panas, aku merasa kepalaku pasti langsung berubah dingin di tangannya.

“…kan sudah kubilang aku baik-baik saja.” gumamku.

tiffany mendecakkan lidahnya sambil menggelengkan kepala. “yasudah, kau makan,ya? kau tidak terlihat bersemangat dari tadi.” ia mengambil kotak makan di hadapanku. “sini aku suapi!” , dan tiba-tiba saja ia menyorongkan kibimbab itu di depan mulutku.

aku kaget, namun tak punya pilihan lain, meskipun aku merasa senang juga. kubuka mulutku dan menelan kibimbab itu sambil menunduk. Tifany terlihat cantik sekali saat mengkhawatirkanku tadi. Dan sikapnya itu membuatku nyaman, namun sikap itulah yang mengintimidasiku.

“Kau juga makan, ya? mau kuambilkan makanan?” Ucapku tanpa sadar.

Tiffany terdiam sejenak, mungkin merasa sama kagetnya sepertiku.

“Tidak usah,” jawabnya sambil mulai tersenyum. “aku masih belum lapar, kok.” , Aku hanya mampu mengangguk kikuk saja mendengar jawabannya.

“HEI!! apakah ada yang berminat untuk minum?” tiba-tiba Hyo datang sambil membawa berbotol-botol soju. sepertinya ia habis meminta manajer kami untuk membelikannya.

semua orang di ruangan ini bersorak dan mulai mengambil botol-botol soju itu, kecuali aku dan Seohyun.

kulihat tiffany bersiap mengambil soju juga. tanpa sadar kutahan tangannya dan ia menjadi terduduk kembali.

“Kau tidak boleh ikut minum!” , ujarku galak.

“aaaahh waeyoo?” protesnya dengan pipi menggembung.

“pokoknya tidak boleh. kau kan belum makan!” aku masih bersikeras.  “lagipula minuman seperti itu tidak baik untuk tubuhmu.” gumamku melanjutkan.

namun tiffany hanya melambaikan tangannya acuh. “aku ini sudah terbiasa minum, Tae. aku pasti kuat, kok. tenang saja.”

“maka kalau begitu mulai sekarang kau tidak boleh minum lagi!” tegasku. Tiffany terlihat tercengang. “Euh, setidaknya sayangilah tubuhmu.” tambahku cepat-cepat.

Gadis ini hanya terdiam mendengar rentetan perkataanku. aku jadi merasa gugup.

“apa katamu saja lah.” putusnya.

 

tiffany pov

waaahhh,,, celebrating party! yeah, inilah yang memang benar-benar aku butuhkan setelah beberapa menit menegangkan di atas panggung tadi.

aku memutuskan untuk mengambil makanan. banyak sekali ramyun bertebaran disini. mungkin kalau bisa aku akan mencoba untuk menikmati semuanya nanti hihihi.

enghh?

aku melirik kursi di seberangku. taeyeon sedang duduk di sana sambil memberengut tak jelas. tangannya disilangkan di depan dadanya dan ia tidak terlihat menikmati acara ini . hh..anak ini, memang benar-benar tidak bisa sediikit bersenang-senang ya?

hmm… tapi kenapa ya dia bisa seperti itu? tidak biasanya setelah melakukan konser orang malah bersusah hati seperti taeyeon ini. hhhhh…gadis ini memang pengecualian. mungkin ada baiknya kuhampiri saja ia.

“kau tidak apa-apa? kau kenapa?” sapaku. jika tadi aku melihatnya bertampang gusar, sekarang wajah tae terlihat pucat. kenapa lagi dia?

namun ia hanya menjawab dengan gelengan, gumaman, dan menundukkan kepalanya. aku jadi sedikit bertanya-tanya. gadis di sampingku ini punya berapa kepribadian sih? kadang dia terlihat judes dan galak di hadapanku, namun tak jarang juga sikapnya menjadi kikuk dan malu-malu seperti ini.

aku sedang mengamati wajah Tae, yang entah kenapa aku melakukan itu, saat Hyo berteriak untuk mengajak minum. di tangannya terdapat dua krat soju. waaahhh menyenangkan.

namun entah kenapa tae menarik tanganku dan melarangku untuk ikut minum. mulanya aku berniat untuk tetap protes, namun entah kenapa perhatian dari taeyeon berhasil membungkam protesku.

ah sudahlah, lagipula benar kata tae, aku belum makan. mungkin kali ini sebaiknya aku tidak minum dulu.

***

brrrr…. dingin sekaliiii!!! aku merutuki pendingin udara di dalam mobil yang sedang mengantar kami kembali ke dorm ini. sial, dingin sekali! meskipun aku sudah memakai 3 lapis pakaian, tetap saja dinginnya terasa menembus langsung ke tubuhku.

“Memangnya sedingin itu ya?” tiba-tiba tae menyahut dari sebelahku.  aku hanya mengangguk untuk menjawab nya

“..kau sih, di suruh makan tidak mau.” ujarnya lagi. “untung kau tadi tidak minum-minum!”.

“terimakasih..” sahutku masam dengan bibir bergetar menjawab Tae. “Mungkin seharusnya tadi aku mengikutimu untuk ikut mengambil soju, kau lihat, tubuhku malah menggigil karena tidak ada soju yang bisa menghangatkanku.” tambahku sebal. Tae ini, tadi dia sendiri melarangku untuk minum, tapi dia sendiri malah banyak meminum soju. huh!

Tae menggeleng melihat keadaanku, lalu dengan cepat ia mengambil jaket yang ada di belakang kursi dan menyelimutkannya padaku. tak cukup hanya itu, ia kemudian memeluk tubuhku dengan erat.

aku kaget dengan tindakan frontalnya dan serasa terkena serangan jantung mendadak. Tae  tidak sedang mabuk ,kan? atau efek minuman tadi baru bereaksi padanya sekarang?

“Maaf, tolong jangan berpikir yang tidak-tidak. aku hanya berusaha membuatmu tidak menggigil seperti itu.” ucap tae datar.

hihihi.. aku tau tae hanya berpura-pura bersikap ketus seperti itu. melihat ekspresinya yang berubah kikuk saat mengatakan hal itu tadi membuatku yakin kalau sebetulnya tae memang peduli padaku.

“ahh,, gomawo, kau baik sekali.” balasku memeluknya erat.

sepertinya tae benar-benar menjadi kikuk sekarang karena mendadak ia mengalihkan pandangannya ke jendela. “sudah , kau tidur saja. perjalanannya masih jauh.” katanya pelan.

 

taeyeon pov

 

Apa yang dia lakukan??? dan apa yang telah aku lakukan????!!!!!

astagaaa, aku memberinya jaket, menyelimuti tubuhnya, dan memeluk tubuhnya?? astaga! apakah ini efek dari meminum dua gelas soju tadi? aissh, sepertinya aku memang sedang mabuk. inilah yang aku khawatirkan, sekarang aku tahu kenapa minuman semacam itu di haramkan.

Tadinya aku hanya berniat untuk menghangatkan tubuh gadis lemah di sebelahku ini. namun melihat ia yang sekarang tertidur di bahuku dengan bibir sedikit terbuka, membuat tubuhku menjadi panas dingin tak karuan.

Sepertinya efek soju tadi benar-benar sudah menguasaiku. untuk saat ini aku masih sanggup menahan diri untuk hanya melihat tiffany saja. tapi entah efek apa lagi yang akan di timbulkan minuman ini untuk kedepannya nanti.

uhh sial , aku ingin muntah, kepalaku pusing sekali!!

 

tiffany pov

 

“heii, bangun tukang tidur! kita sudah sampai.” sekilas aku mendengar sooyoung berkata padaku dan mengguncang-guncang tubuhku. hoammm,, aku masih ngantuk sekali. aku berbalik ke kiri dan meneruskan tidurku.

“bangun heiii bangun!!!!!” kali ini terdengar suara jessie begitu dekat di telingaku. aku membuka mata dengan sangat tidak ikhlas .

“aku sudah bangun.” gumamku malas sambil meregangkan tubuhku. emmh? aku melihat seseorang di sebelahku yang juga masih tertidur. hihihi.. tampang Tae menjadi cute sekali saat ini.

“hei babo! bangun kau, kita sudah sampai!” ujarku padanya sambil mencubit pipinya gemas. Tae hanya menggumam tak jelas menanggapiku

“ayo bangun, jangan sampai jessica yang membangunkanmu, ya. hehehe” ujarku . Kini mencubiti kedua pipinya. aiiihhh,,, tae cute sekaliii!!

tae menguap keras dan membuka matanya walau menyipit. “aku pusing.” begitu katanya.

aku menjadi khawatir melihat wajahnya yang lemas begitu. kepalanya terkulai lemah tak bertenaga di bahuku.  segera kubantu ia bangun dan kupapah ia memasuki kamarnya.

“uhh..tiffany, aku..muntah…” tae berkata tak jelas sambil memegangi perutnya. aku panik, kamar tae masih harus melalui 2 lantai, jika ia muntah sekarang, bisa gawat!

“sabar, sebentar lagi kau akan sampai di kamarmu.” ujarku cepat.

“…tiffany ..aku tidak ku-…hoeeek!!!” tae langsung memuntahkan isi perutnya sambil terduduk. untuuuung saja kami masih berada di halaman luar!

aku segera mengelus dan menepuk-nepuk punggungnya untuk sedikit meredakan rasa mualnya. setelah puas mengeluarkan semuanya, tae duduk terengah-engah di sampingku.sepertinya tae terlalu banyak minum, wajahnya begitu pucat, membuatku gemas ingin mendekapnya.

“seharusnya kau tidak minum terlalu banyak!” sungutku padanya. aku meliriknya lagi. ia masih tetap duduk terengah-engah tanpa berusaha untuk menanggapi perkataanku.

“ahh sudahlah, tak ada gunanya juga aku menceramahimu sekarang.. lebih baik kupanggil yang lain untuk membantumu. dimana mereka? oh itu dia, sunny! HEY SUNNY!” teriakku sambil melambai-lambaikan tangan.

sunny melepaskan earphone di telinganya lalu berlari kecil menghampiri kami. “ada apa sih, kenapa kalian lama sekali?..oh astaga, kenapa kau taeeng??” sunny baru menyadari keadaan tae.

aku menghembuskan nafas kesal. “sudahlah sunny-ahh, kau bantu aku mengangkat tae sampai di kamarnya ya?”.

***

karena tae langsung ambruk di atas kasur begitu kami tiba di kamarnya, sunny langsung mengusulkan padaku untuk mengganti pakaian tae. Haah??

“..yah, kau kan belum pernah mengurusi Tae kan? dia kalau sudah mabuk bisa jadi sangat merepotkan! dan kau, sebagai member baru disini, kuperintahkan kau untuk membantu tae mengganti bajunya hehehe.” cengir sunny tanpa dosa.

Aku melotot. itu sama saja dengan aku menggantikan baju tae, yang benar saja!!

tapi karena sunny tidak memberiku kesempatan untuk protes, maka kutelan saja perintah Sunny itu tadi. “..jangan lupa gantikan baju dalamnya juga, Fanny-ah..hehehe.” kikik sunny, lalu ngacir keluar begitu saja dari kamar Tae.

Uhh Ya tuhan, sekarang apa yang harus kulakukan?

***

untung saja tae sedang terpejam. aku sedang mengganti branya saat ini, dan aku benar-benar berharap tubuhku menjadi transparan. aku. malu. sekali!!

namun tae hanya mengguman tak jelas dalam tidurnya dan terlihat tidak peduli dengan apa yang sedang aku lakukan ini.

akhirnya , selesai juga tugasku untuk mengganti bajunya. kubereskan pakaian-pakaian kotor milik tae dan berjalan keluar dari kamarnya. tae sekarang menggeliat sambil menguap. “fanny-ahh..” gumamnya. “dimana kau?” ia masih menceracau tak jelas.

aku hendak kembali menghampirinya saat mendadak ia berdiri dan memepet tubuhku di dinding. eh eh? apa-apaan?

“fany-ahh..kau terlihat cantik sekali malam ini.” gumamnya dengan mata terpejam. aroma alkohol keras tercium dari mulutnya. badanku medadak dingin, perasaanku menjadi sangat-sangat tidak enak.

“tae, kau kenapa? HEI TAE!! bangunlah!!” ujarku memberontak. namun ia malah menahan tanganku dan semakin memepetku ke dinding.

“..cantik..sekali..” tubuh tae semakin lama semakin mendekat padaku, sampai aku bisa melihat bibirnya yang berusaha bertemu denganku.

melihat itu semua tubuhku mendadak seperti terkunci, aku tidak bisa menggerakan tubuhku. entah kenapa aku mendadak pasrah akan apa yang akan di perbuat oleh tae, walaupun aku tau tidak semestinya itu terjadi.

bibir tae semakin dekat dan mendadak ia menghempaskan tubuhku ke atas kasur. ia langsung menindihku dan mendekatkan kembali bibirnya padaku.

aku hanya mampu berdiam pasrah, yang entah kenapa lama kelamaan aku malah menikmatinya. “Taeeng-aaaaahh…”.

****************************************************************************

 

 

 

 

 

we’re forbidden! 4

annyeong haseyoo!!

waaahh,,, udah part 4 aja nih. barusan ini hujan, dan kayaknya petir diluar ikut-ikutan nyamber ke kepala aku, jadi muncul ide deh buat nglanjutin part ini. emang keitung cepet banget yah, tapi ya udahlah, daripada besok2 malah lupa o__O kekeke.

tiffany pov

annyeong, kami dari 2pm, semoga dapat bekerja sama dengan baik. ” sapa pria bertampang kartun di depanku ini dengan sopan. tampangnya imut sekali, sangat tidak pas dengan tubuhnya yang seperti hulk.

namun tak urung aku tersenyum dan ikut membungkuk hormat juga.

tak lama kemudian kami sudah saling berkenalan, dan aku baru tahu si cowok kartun hulk tadi itu, ternyata bernama Nichkun. nama yang aneh, pikirku, namun tak ingin ambil pusing.

Kami memulai latihan. sebenarnya aku sedikit takut. ya, tahu lah,, mendadak pingsan atau apa, bisa saja terjadi padaku nanti. namun bertekad tidak ingin mendapat bentakan dari Tae lagi, aku benar-benar berniat untuk memperbaiki gerakan tarianku dengan sebaik-baiknya.

Tak terasa itu berlangsung selama 3 jam tanpa adanya keluhan apapun dariku. Wah, ini kemajuan!!!

Seusai latihan, aku bergabung dengan Jessica, Sunny dan Sooyoung yang sedang asyik berbincang. Mereka tertawa ramah begitu melihatku bergabung.

“Hei Fany-ah! tarianmu berkembang pesat sekali tadi, bagus sekali!” ujar Sunny sambil menepuk-nepuk pundakku. Jessica pun memberi pujian yang sama untukku.

Lalu Tae memandangku. “Latihanmu hari ini, entah karena sudah berkembang atau hanya karena ada sekelompok pria-pria tampan disini, tapi yang pasti ini jauh sedikit lebih baik daripada kemarin.” Tae memberikan pujian tersirat dengan cuek, membuat Jessica dan Sunny terkikik.

aku memberengut. tae ini tidak pernah bisa positif ya? selalu saja senang melihat oranglain tidak puas berbahagia.

“hai, boleh bergabung?” tiba-tiba seorang pria amat sangat tampan -belakangan aku baru tahu namanya taecyon- menyusul duduk di sampingku. aku langsung memberinya eye-smileku. bukan untuk maksud apa-apa, hanya reflek saja karena tiba-tiba ada pria tampan di sebelahku.

“Halo, kau member baru itu ya? namaku Taecyon.” ia memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan dan tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya. ya ampuuuunnnn, tampan sekali!

“Aku tahu,” ujatku tersipu membalas uluran tangannya. “Nichkhun sudah memperkenalkan kalian tadi.” tambahku.

“Tapi kan kenalan secara pribadi belum katanya lagi. ” jabatan tangannya terasa sangat hangat dan kokoh di tanganku. Omong-omong, Leo, kakakku, pernah memberitahuku jika ada seorang pria yang menjabat tanganmu dengan erat saat berkenalan, bisa jadi pria itu tertarik padamu.

Yah, aku sih berharap teori kakakku itu benar terjadi.

taeyeon pov 

akhirnya…Jung tae min-ssi, instruktur kami, memberi kami jeda istirahat latihan selama setengah jam. Tubuhku sudah terasa lemas sekali!

aku sedang meneguk minumanku saat kulihat Tiffany sedang asyik berbincang dengan Taecyon. Hmmm…

“Kenapa mereka berbincang-bincang?” tanyaku, menyusul duduk di sebelah Jessica. Tiffany tidak menyadari kehadiranku, ia masih asyik  tertawa-tawa dengan Taecyon.

“Pertanyaanmu itu aneh,tau!” Jessica mengernyit memandangku. “Kau cemburu?” tambahnya.

“Apa aku terlihat cemburu?”

“Pertanyaanmu membuatku berpikir kalau kau sedang cemburu.”

Aku memutar bola mata sebal mendengar perkataan Jessica. Jika dilanjutkan, berdebat dengannya bisa- bisa baru selesai besok!

“..sudah, tenang saja. mereka berdua tidak ada hubungan apa-apa kok. Lagipula mereka baru saja kenal.” tambah Jessie cuek sambil meminum minumanku.

Aku menoleh. “Siapa yang kau bicarakan?”.

“Lah, siapa sih yang kau bicarakan?” Jessie benar. siapa sih yang aku bicarakan? umhh..bahkan aku sendiri tidak pasti.

“kau membicarakan Taecyon, kan?” sahut Jessica lagi.

“Umhh..yeah,” gumamku. Mungkin. Entahlah.

Lama aku memandangi Tiffany, yang kini sibuk bermain cubit lengan dengan Taecyon. iiiihh, aku jadi bergidik sendiri melihatnya. Ada apa sih denganku? entah kenapa aku merasa aneh saat melihat Tiffany seperti ini. Seperti…tidak rela?

Aku buru-buru menggelangkan kepalaku. Sepertinya aku memang sudah terlalu lelah sampai-sampai berdelusi tentang Tiffany seperti ini.

Syukurlah, Sooyoung berteriak untuk mengajak kami latihan kembali, membuatku sejenak lupa untuk berpikir tentang Tiffany.

***

“Aku gugup sekali.” Tiffany berjalan mondar-mandir sambil meremas jemarinya di dalam ruang tunggu ini. Konser kali ini memang konser perdananya. Aku memaklumkan bila ia menjadi segugup itu.

“Akan banyak sekali orang yang menonton nanti.” Tiffany masih bergumam sendiri, mengacuhkan kata-kata penghiburan dari Sunny.

“..bagaimana jika nanti aku melakukan kesalahan?”

“…atau tiba-tiba aku terpe;eset di panggung.’

“…atau mic ku tiba-tiba mati,”

“YA TUHAN AKU GUGUP SEKALI!”

“DIAM!!”, Tiffany berjengit mendengar bentakanku. Lama-lama aku jengah juga mendengar rengekan berlebihannya.

Suasana ruang tunggu pengap serta penuh sesak orang-orang yang sibuk berlalu lalang serta mendengar Tiffany merengek seperti itu membuat telingaku menjadi sensitif.

“Cobalah untuk tenang, tidak perlu berpikiran seekstrim itu.” tambahku datar.

Tak ada pilihan lain, Tiffany menunduk sambil menggumam tak jelas.

“Setelah ini, giliran kalian untuk tampil. tolong persiapkan diri kaian sebaik-baiknya.” mr. Lee mengumumkan

Ne, mr.Lee.” jawab kami serempak sambil membungkuk hormat.

 

tiffany pov

Ini dia, ini saatku tampil secara live untuk pertama kalinya di hadapan ribuan penonton. uhh, tepatnya sih 2800 penonton, tadi mr.Lee  manajer kami, memberitahuku.

Aku. Amat. Sangat. Gugup.

Mendengar keriuhan penonton yang menggila dari ruang tunggu inipun sudah membuatku pucat pasi tak karuan.

Aku mulai meracau tak karuan, takut hal-hal buruk akan terjadi padaku saat tampil nanti. bagaimanapun ini penampilan perdanaku, dan pastinya ribuan orang disana akan menilai penampilan baruku apakah aku pantas menjadi the next goddess atau tidak.

aku berjalan mondar-mandir sambil meremas jemariku, beberapa kali tanpa sadar aku menggigiti kukuku dan merengek tak jelas. kebiasaan burukku ini memang menyusahkan sekali.

melihat tingkahku yang mungkin kelewat gugup ini, Tae membentakku, membuatku berjengit kaget. “Tenanglah sedikit, kau tidak perlu berpikir seekstrim itu.” lanjutnya tanpa ekspresi.

“Tenanglah oennie, kau kan tidak tampil sendirian.” Seohyun menghampiriku dan berusaha menenangkanku.

“Tapi bagaimana jika gerakanku ada yang salah? bagaimanapun itu akan memperngaruhi penampilan kita!” gawat, tingkat kegugupanku memasuki level siaga 3.

Seohyun tersenyum bijak. “Jangan berpikir kau akan membuat kesalahan, eonnie, maka kau tidak akan mengalami kesalahan nanti. pikirkanlah sesuatu yang baik-baik saja, itu akan menjadi kekuatanmu di atas panggung nanti.”

Aku tercenung. benar juga. aku seharusnya mensugesti diri untuk tidak membuat kesalahan, alih-alih malah ketakutan akan membuat kesalahan. Seohyun benar! aku memberikan senyum tanda terimakasihku kepadanya.

girls generation makes you feel the heat, jeon segyega uril jumok hae

Tepuk tangan luar biasa meriah mengiringi lagu terahkir yang kami nyanyikan . aku memandang ke arah hamparan penonton di hadapanku. melihat tepuk tangan mereka, teriakan mereka, atau bahkan suitan kagum mereka, membuatku merasa luar biasa lega. seakan derita latihan berjam-jam tempo lalu menguap begitu saja melihat sambutan penuh antusias mereka.

beberapa dari mereka membawa papan karton dan sejenisnya yang berisi nama serta fotoku, membuatku merasa terharu karena mereka mau menerimaku disini.

ahkirnya aku biasa merasakan perasaan artis-artis yang terlihat berbahagia setelah penampilan mereka dipanggung yang sering kulihat lewat televisi. rasanya memang menyenangkan sekali. tahu bahwa banyak orang di luar sana yang menyukai penampilan kita tentunya sangat menyenangkan, bukan?

setelah kami berada di dalam ruang ganti, para member dan juga mr.Lee memuji penampilan perdanaku. bahkan Hyo dan Sooyoung menepuk pundakku dan mengacak-acak rambutku seenak jidat sambil tertawa lebar sebagai pujian untukku.

semua orang sepertinya sedang sibuk memujiku.  hanya seorang yang belum, dan seorang itu kini sedang berjalan ke arahku.

“Kau..bagus sekali tadi. Selamat.” ujar Tae sambil menunduk gugup. setelah itu ia mengangkat kepalanya mantap dan menatapku. “Bagus sekali, Tiffany. Pertahankan ya.” lalu tersenyum hangat menatapku. Bukan jenis senyum seperti biasanya. senyum Tae kali ini. benar-benar telihat hangat.

Hah? aku melongo. Tayeon mampu memujiku dan tersenyum  seperti itu? waah, pujian ini , serta permintaan maafnya tempo hari membuatku sedikit yakin jika Tae tidak sekaku kelihatannya. tanpa pikir panjang, aku segera memeluknya .

“Terimakasih”, ujarku ceria. Namun tubuh Tae malah terasa membeku di pelukanku. Aku melepas pelukanku. Tae terlihat kaget.

“Uh..baiklah, aku ingin mangambil minum,” ujarnya terbata.

Hmmm.. ada apa sih? ah sudah lah, tidak penting. aku tidak ingin terlarut memikirkannya di saat-saat bahagia seperti ini.

we’re forbidden! 3

tiffany pov

 

“Hentikan!” ujarku terengah-engah. “Hentikan, aku lelah sekali!” tambahku lagi sambil memegangi sisi perutku, masih terengah-engah.

Instruktur koreografi di depanku terdiam sesaat, lalu tersenyum maklum menatapku. Demikian juga dengan member yang lain.

Aku terduduk di pinggir ruang latihan berlantai kayu ini. . sial, ini membuatku  lelah sekali. latihan ini benar-benar menguras tenagaku. plus, memberiku rasa malu.

member lain menatapku prihatin, seakan mengkhawatirkan keadaanku. tapi ini memang latihan perdanaku untuk comeback stage minggu depan, jadi aku anggap apa yang aku rasakan ini wajar untuk pemula sepertiku.

Tapi sepertinya tae tidak berpikir demikian. ia menghampiriku dengan wajah, yah, marah.

“Apa maksudmu?!!payah kau!” sempro Tae keras. aku hanya menunduk sambil menghela nafas. aku sudah menduga ia akan berkata seperti itu.

“maaf,” gumamku, malas berdebat.

“kau tahu, semua member menjadi kerepotan karenamu! belum apa-apa sudah minta berhenti, kau ini mengganggu saja!” ia masih membentakku dengan kata-kata kejam.

aku mengedarkan pandanganku. member lain tampak sibuk melatih gerakan mereka, tak satupun dari mereka yang menatapku.

aku menatap Tae lagi, yang masih memandangku dengan kejam. apa aku memang sepayah itu? aku rasanya ingin menangis, aku merasa sangat sangat payah sekali. namun bagaimanapun, di semprot dengan kata-kata seperti itu di depan orang-orang yang belum lama kukenal,terasa sangat menyakitkan. juga memalukan.

sebelum aku benar-benar menangis, tiba-tiba sepasang lengan merangkul pundakku hangat. Yoona menatapku ramah. “sudahlah, tidak apa-apa. dulu aku juga begitu, kok.” senyumnya.

“oh ya? kau dulu juga meminta berhenti di tengah-tengah latihan seperti ini?” tanyaku, tidak percaya juga ada orang lain yang selemah aku ini.

Yoona menggelang. “ya tidak sih, namun kau kan baru seminggu disini, jadi ya santai saja.” tuh kan , ternyata memang masih aku yang terpayah, pikirku sedih. namun lagi-lagi yoona tersenyum. mau tak mau hatiku ikut menghangat melihat senyumnya.

aku menyeka air di sudut-sudut mataku. tae hanya memandangku, lalu mendengus dan berlalu begitu saja dari hadapanku.

taeyeon pov

latihan tadi akhirnya selesai juga. meskipun ada kejadian yang tidak diinginkan, namun toh aku menikmatinya juga.

aku merebahkan tubuhku di atas kasurku. pikiranku sibuk mengingat-ingat Tiffany, juga kata-kata yang telah kuteriakan padanya tadi. apakah aku terdengar terlalu kejam tadi?

pertanyaanku terbuyarkan seiring dengan ketukan di pintu kamarku. Yuri melongokkan kepalanya dari sana.

“oh kukira kau sudah tidur.” ujarnya, lalu menyusul duduk di hadapanku. aku melirik jam di dinding di hadapanku, sudah pukul sebelas malam ternyata. jadi latihan kita tadi selama 5 jam? aku heran Tiffany tidak pingsan di tempat. mungkin belum

“ada apa Yur?” tanyaku . dia tentu datang dan duduk di hadapanku seperti ini bukan tanpa maksud kan?

Yuri terdiam sebentar. “kau tau, kata kata mu pada Tiffany terdengar sangat kejam tadi , bahkan bagi kami.” ujar Yuri menatapku tajam.

aku memutar bola mataku bosan. “sudahlah, Yur, dia sudah besar. Tidak seharusnya dia menjadi cengeng begitu.”

“tapi itu terlalu kejam”. Yuri masih berargumen.

“tidak masalah, selama itu bisa membuatnya menjadi  err-, lebih disiplin,” aku tak mau kalah.

“kau ini seharusnya membantunya untuk menjadi lebih baik, Tae!” .

“kau pikir apa yang tadi kulakukan??”.

“dia baru seminggu disini, seharusnya kau tidak sekeras itu padanya!”

“oh ya? menghentikan latihan saat ia sendiri merasa kelelahan? kau pikir kita semua tidak lelah? tidak ada baiknya jika kita terus menuruti keinginan putri manja itu, Yur!”

“tapi itu tidak dengan cara seperti itu, itu terlalu kejam!”

aku terdiam sejenak. “sadarkah kau percakapan kita hanya berputar-putar?” aku menatap Yuri tajam.

Yuri menghela nafas. “aku tahu, tapi yang kau katakan padanya tadi sangatlah-.. ” -aku memberi Yuri tatapan membunuh-  “….kejam. hehehe,” yuri nyengir.

aku memutar bola mataku dengan bosan lagi. namun tak urung aku juga memikirkan kata-kata Yuri. memangnya aku sekejam itu, ya?

***

kuputuskan untuk mendatangi di kamarnya, bagaimanapun kata-kata Yuri di kamarku tadi berhasil membuatku merasa sedikit bersalah kepada Tiffany. Semoga saja ia belum tertidur, yang sedikit kuragukan, mengingat keadaannya saat latihan tadi.

kuketuk pintu kamarnya. aku gugup -yang mana ini sangat bukan aku sekali-, jujur saja.

karena ketukanku tak mendapat balasan, kuputuskan langsung masuk ke kamarnya.

aku kaget melihatnya yang masih terbaring di kasur dengan mata terbuka dan menatapku tercengang. “kukira kau sudah tidur.” ujarku.

“kau mau apa?” tanyanya langsung sambil menagakkan punggungnya. aku mengenyit memandangnya. “maaf, mungkin ada yang sedang kau butuhkan dariku?” tambah Tiffany lagi.

aku menatapnya dan heran akan jalan pikiran gadis di hadapanku ini. “memangnya harus ada keperluan dulu jika aku ingin menemuimu?” tanyaku tajam. Tiffany terlihat bingung. “..maksudku, kita kan satu keluarga,” tambahku. engg,, setidaknya sih begitu, lanjutku dalam hati.

“oh, aniyo.. aku pikir..” gumam Tiffany.

aku menggelengkan kepalaku. “sudahlah, aku meminta maaf okay? seperti nya kata-kata ku tadi saat latihan terdengar sedikit kasar bagimu. mianhae, Tiffany. ” ujarku bersungguh-sungguh. Aku tidak ingin membuat gadis ini menangis karenaku, lebih-lebih tidak ingin membuatnya menjauhiku karena sikap judes ku.

sayangnya Tiffany hanya tercengang menatapku, membuatku lagi-lagi mengernyit heran.

“kau ini..meminta maaf?” tanyanya melongo. sukses membuatku ikut melongo juga. “Aku pikir kau ini tipe manusia dingin yang tidak akan pernah sudi memiinta maaf dan bisa mengucapkan kata-kata lain selain cercaan.” meskipun Tiffany tidak bermaksud apa-apa, namun kata-kata nya itu tak urung membuatku menyesali keputusanku untuk meminta maaf.

aku memandangnya dengan kesal, dan ia segera menyadarinya. “Ah maaf..bukan maksudku – ” ucapnya terbata. namun ia segera menutup mulutnya dan segera berganti dengan senyum ber eye-smile nya yang manis itu  itu.

“Sudahlah,” ujarku. “Kau istirahat dengan cukup saja malam ini, jangan lupa meminum obat dan suplemen, jangan tidur terlalu larut dan jangan lupa membasuh kaki tanganmu sebelum tidur. ” Waoooww, apa yang baru saja kukatakan? aku mengucapkan hal itu pada seseorang yang baru saja kukenal?aku mampu berkata seperti itu? bukankah terdengar sangat perhatian sekali? ada apa sih denganku?

sepertinya aku butuh istirahat.

Tiffany menatapku kaget, sudah kuduga.  “..besok kita akan berlatih bersama 2pm. kau tahu siapa mereka ,kan? jadi usahakan, jangan membuat kami semua malu telah memilikimu disini, oke?” tutupku sebagai ucapan selamat malam baginya.

tiffany pov

aku kaget.

serius aku kaget saat Taeyeon tiba-tiba berada di kamarku.

kupikir ia hendak mencercaku , mengomeliku atau memarahiku soal latihan tadi. namun ternyata ia malah meminta maaf. apa-apaan? dunia sudah terbalik? benar-benar tidak kusangka Taeyeon mampu mengucapkan kata maaf, terlebih padaku.

namun ia terlihat lucu saat mengucapkan maaf dengan wajah penuh penyesalan tadi. wajahnya terlihat…semakin tampan.

hah? apa yang kupikirkan??? aku segera menggeleng-gelengkan kepalaku untuk mengusir pikiran mengerikan yang baru saja melintas di kepalaku itu.

tapi ia memang terlihat tampan tadi..dan cute, minus sikap judes yang selama ini di tampilkannya jika sedang berhadapan denganku.

aku jadi senyum-senyum sendiri.

tuh kan, sepertinya aku memang sudah terlalu lelah. Jelas saja, latihan tadi memakan waktu kurang lebih 5 jam. aku sangat bersyukur sekali aku tidak pingsan saat latihan tadi. minta berhenti saja sudah di marahi oleh Tae, apalagi jika pingsan! mungkin  aku akan dibiarkannya saja terbaring pingsan di ruang latihan oleh Tae.

eh ngomong-ngomong, besok kita akan latihan..lagi?? oh, membayangkannya saja sudah malas luar biasa.

namun tadi Tae bilang 2pm akan ikut latihan bersama kami?

Wahh, aku pernah melihat konser mereka di tivi, mereka keren sekali! dan besok, aku akan berlatih menari bersama pria-pria tampan itu.

wahh,, pasti akan menyenangkan sekali!!!!

TaeNy vs. JeTi

image

image

 

Woaaahh..what kind of moment is this???
Then who do you choose? TaeNy version or even JeTi version? Kekekekeke

#this is totally spam
#but please dont report as spam kekekeke

You know what, i love these expressions

image

Anybody know who is he? He looks cute and manly at the same time kekeke

image

Aaahhh mario..who dont know him o_O

They’re adorable..aren’t they???

Krkeke sorry just trashing keke

we’re forbidden 2

tiffany POV

ooh..jadi ini kamarku? tidak jauh berbeda dengan kamarku di rumah dulu sih. namun aku yakin, suasana ceria dari member yang lain pasti bisa membuat tempat ini bertambah asyik. umh, mungkin, kecuali jika ada gadis aneh itu.

kumasukan koperku dan kurebahkan tubuh lelahku di kasur nyaman ini. tak sengaja, tanganku menyentuh sebuah benda kecil. remote televisi.

aku mengalihkan pandangan dengan cepat, dan menemukan satu set TV plasma tergantung di dinding seberang tempat tidurku. WOW! sempurna! ayahku tidak pernah mengizinkan adanya TV di dalam kamar anak-anaknya , dapat membuat kami jadi malas, jelasnya begitu dulu , namun sekarang..hmmmm…asik!

“halo!!” tiba-tiba beberapa kepala bersuara ceria muncul di pintu kamarku. ternyata sunny, jessica, dan yoona. terimakasih tuhan, aku mampu dengan cepat menghafal nama-nama mereka.

“ya?” tanyaku ramah. mereka langsung menghambur masuk begitu saja ke dalam kamarku.

“kau sudah menata pakaianmu? apa kau sedang lelah? kami ingin mengajakmu jalan-jalan siang ini, kau mau ikutkah?” cerocos sunny bersemangat. rambut pendek gadis itu bergerak gerak setiap ia berkata-kata dengan cepat , membuatku geli.

hmm..jalan-jalan? boleh juga, sekalian aku bernostalgia kembali di kota ini. bernostalgia entah untuk berapa lama. sepertinya kota ini hanya ada dalam sekelebatan ingatanku saja. “baiklahh,” jawabku superceria.

ketiga gadis tadi ikut tersenyum mendengarku. “baik, kami tunggu kau di bawah,” jawab jessie.

taeyeon POV

jadi gadis itu akan ikut jalan-jalan?

astaga, tentu saja. dia kan sudah menjadi member SNSD ,pabo kau, tae!!aku memarahi diriku sendiri.

setelah mensugesti diri sendiri untuk mencoba ramah padanya hari ini, aku menyapanya. kebetulan ia duduk di sebelahku di dalam van ini.

“kau belum pernah ke seoul, ya?” tanyaku. basa-basi tentu saja. habisan dia daritadi sibuk mengagumi jalan sih, padahal apa yang bisa di nikmati dari jalanan dari dalam mobil yang sedang melaju?

tiffany menoleh sejenak sambil menyunggingkan senyum. “aku ini orang korea, tae. dan aku juga pernah tinggal disini. bagaimana mungkin aku belum pernah ke seoul?” aiiisshh, manis sekali senyumnya itu.

“oh..aku pikir..” ujarku terbata, tertegun melihat senyum kilatnya sehingga tidak tahu mau melanjutkan berkata apa lagi.

“KITAA SAMPAAAAIII!!!!..MARI MAKAAAN!!” sooyoung langsung berteriak kencang, menginterupsi kecanggungan kami.

tiffany POV

“pukul!! pukul!! AWAS SEBELAH KIRIMU!!!! aaaaaaarrrggh! ” aku menjerit – jerit seperti orang gila tak tahu tempat saat menyemangati Tae yang sedang bermain kick boxing di game station.

“hahh..hh.. bodoh! teriakan mu membuatku kalah!” sungut tae sambil terengah-engah.

aku mendengus. kulirik layar permainan, 0-5 untuk tae. “ah, payah kau!” ucapku menoyor kepalanya . tae terlihat hendak membalas. karena aku takut ia akan benar-benar membalasnya, aku buru-buru mengajaknya untuk bergabung dengan sunny dan hyo yang sedang asik ber-DDR.

can read my..can read my..now he can read my poker face

kedua anak itu menggerak-gerakan tubuhnya seiring irama lagu lady gaga, membuat kami semua tertawa-tawa geli, ups, kecuali seorang yang cuek-cuek saja ini. tae malah asyik menikmati eskrim nya sambil membaca majalah. benar-benar deh anak ini.

merasa di perhatikan, tae mengangkat kepalanya dan langsung meringis tak bersalah menatapku. “kau mau?” cengirnya sambil menyodorkan eskrim nya yang tinggal separuh.

aku hanya bisa geleng-geleng kepala.

taeyeon POV

ahhh membosankan sekali! hooyy aku bosan, tau! aku berteriak dalam hati , sepenuhnya kuarahkan pada tiffany, yang sepertinya tidak sadar telah menjadi objek kekesalanku.

huh, memang bukan salah tiffany sih. namun melihat wajah ceria nya membuat kekesalanku bertambah.

menahan diri sebisanya untuk tidak bersungut-sungut di depan tiffany, aku pergi membeli eskrim. sayangnya saat aku kembali, wajah cerianya tetap menghantui kekesalanku.

aaaaah!! untung ada majalah di kursi tunggu ini. sekaligus mendengarkan lagu dari DDR yang sedang di mainkan sunny dan hyodan membaca majalah yang baru saja kutemukan, ini adalah saat-saat yang cukup menyenangkan. tiffany, menyingkirlah dulu dari hadapanku, hush hush!!

engh? kuangkat kepalaku dari konsentrasi membaca majalah, saat kudapati tiffany menatapku dengan kening berkerut. ada apa sih? kuikuti tatapan matanya. sial, aku tak mengerti.

ohh, mungkin dia juga ingin mencicipi eskrim ku.

“kau mau?” tanyaku berbaik hati padanya.

namun lagi- lagi ia hanya mengernyit. dan sekarang di tambah pula dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. aku hanya mengangkat bahu. kalau tidak mau ya sudah.

***

“kau bilang tadi kau pernah tinggal di korea ya?” tanyaku begitu kami pulang. lagi-lagi aku bersebelahan dengannya.

dia menoleh.” hmm? heemm.” jawabnya cuek  sambil makan eskrim (?) . menyebalkan.

“lalu kenapa kau pindah ke amerika?” tanyaku lagi.

ia memfokuskan dirinya sejenak untuk mengabiskan sisa eskrim nya. “..karena semua anggota keluargaku ikut pindah ke amerika, pabo! mana mungkin aku tinggal di korea sendirian.” jawabannya membuatku dongkol setengah mati.

melihat wajahku yang super bete, ia meledak tertawa. ” hahaha pabo! mukamu lucu sekali saat sedang merengut seperti itu. terus-teruslah seperti itu, tae, aku akan menjadi lebih sehat karena sering tertawa hahaha.” ia terlihat puas sekali.

tak tahu harus apa, aku diam saja sambil menopang kepalaku dan memasang muka datar.

tiffany kembali beraksi. “heii heii, jangan marah pabo! haha tapi kau memang lucu sekali. hahaha” , namun setelah aku meliriknya dengan tatapan tajam, ia buru-buru menambahkan, “tapi itu bisa membuat ku benar-benar senang, tae.” dan tak lupa ia mencetak senyum itu lagi.

aaaaarrrghhh senyumnya itu memang patut di basmi!! membuat orang mudah luluh saja!

“baiklah, kuanggap itu sebagai pujian, terimakasih.” jawabku dingin, meski sudah tidak sejudes tadi.

tiffany menyeringai senang. “ahhh bagus sekali kau memaafkanku kalau begitu, aku pinjam bahumu sebentar ya untuk tidur. aku lelah sekali dan sudah menahan kantuk sejak tadi.” lalu ia menguap dan dengan santainya menyenderkan kepalanya di bahuku, tanpa mendapat persetujuanku.

aku melongo memandangnya. heeey!!!

we’re forbidden!

annyeong haseyoo!

halo!

akhirnya aku bikin fanfict juga kan T.T

ahnyway, fanfict kali ini tokoh utamanya aku buat TaeNy couple aja ya. suka deh ama couple cute ini hahaha. semoga ceritanya ga seaneh jalan pikiran pengarangnya haha

taeyeon POV

Annyeong, perkenalkan nama saya Tiffany.” gadis berambut ikal yang baru datang itu membungkukan tubuhnya di hadapan kami.Aku hanya tersenyum singkat menanggapinya. memangnya harus bagaimana lagi?

“Selamat datang, semoga dapat cepat beradaptasi disini.” Seohyun menjawab dengan sopan sambil balas membungkukan tubuhnyapadanya. Tak lama kemudian anggota SNSD lain mulai memperkenalkan diri masing masing.

Demikian juga denganku, meskipun sebetulnya aku sedikit malas. Aku tidak berpengalaman dalam urusan beramah-tamah dengan orang baru.

” Kim Taeyeon..Taeyeon.” Aku mengulurkan tangan. Dia hanya tersenyum. Sepertinya dia tipe gadis yang ramah. Atau hanya sekedar untuk berbasa-basi. Entahlah.

Aku mengamatinya. Gadis itu, ah, namanya Tiffany, adalah gadis yang hari ini tiba untuk menggantikan salah seorang anggota kami yang mengundurkan diri. Dengan kata lain, gadis ini menjadi anggota baru SNSD. Wajahnya cantik cenderung ramah dengan adanya senyuman di bibir dan matanya.

Tampangnya cukup menjual juga, batinku. Namun segera kugeleng-gelengkan kepalaku. Apa yang kau pikirkan Kim Taeyeon! gadisini bahkan akan menjadi teman sekelompokmu, keluarga barumu. Bisa bisanya aku berpikir seperti itu.

“Mari kutunjukkan kamarmu.” ujarku malah terdengar ketus, gagal mencoba ramah.

Dia masih tetap tersenyum. Sialan! lama – lama aku merasa ingin melempar sesuatu jika melihat senyum nya lagi.

Tiffany POV

Aahh! aku tiba juga di tempat ini. Tempat dimana aku akan memulai kehidupan baruku sebagai seorang bintang. Menjadi salah seorang goddess dalam sebuah kelompok musik terkenal. goddes? dulu aku tertawa geli setiap mendengar kata itu, namun sekarang aku tidak yakin akan tertawa lagi. WOW, ini akan menyenangkan sekali!

Pertamanya aku kaget ketika ada seorang meneleponku dan mengajak, ah, memaksaku untuk mengikuti audisi casting untuk mencari anggota baru SNSD karena anggota lama mereka mengundurkan diri. Orang itu mengatakan bahwa tampangku pas sekali untuk mengikuti casting. Ia segera memintaku untuk segera datang ke Seoul.

Omo, aku bahkan tidak tahu darimana orang itu bisa mendapatkan nomor ponselku.

Aku sih, mau-mau saja. Apalagi ketika aku dinyatakan lolos audisi dan menjadi anggota baru mereka. Satu di antara jutaan pelamar lainnya. Tentu saja aku merasa AMAT SANGAT senang sekali. Namun sebagai konsekuensinya, aku harus meninggalkan kampung halamanku di Amerika dan menetap di Seoul, meski hanya untuk sementara.

Dan sekarang disinilah aku.

Aku segera menyapa dan memperkenalkan diriku pada anggota lain. Merekapun begitu.

sebenarnya, tanpa mereka memperkanalkan diripun aku sudah tahu, lagipula siapa yang tidak tahu mereka?

Dimulai dari Seohyun, maknae yang selalu bersikap sopan dan teratur pada semua orang, Jessica yang terlihat judes namun sebenarnya sangat baik hati, Sunny yang terlihat sangat kelebihan energi, Yoona dan Seohyun yang konyol, Hyoyeon dan Yuri yang memiliki kualitas menari yang luar biasa.

Mereka semua terihat ramah, juga sangat cantik-cantik. Kecuali seorang terahkir yang memandangku dengan aneh. Siapa tadi namanya? Ttae..Taeyeon, sepertinya. Ya benar, ia tidak seperti yang lain. Ia cendrung ketus , dan alih-alih cantik, ia malah terlihat tampan bagiku.

Manusia aneh itu masih tetap memandangku aneh walaupun aku sudah mencoba ramah dengan tersenyum padanya. Asal tahu saja, jika aku tersenyum, mataku dapat melengkung membentuk sebuah senyuman. Ciri tubuh komikal ini disebut sebagai eye-smile yang cantik oleh ayahku. Namun kakak lelakiku malah menyebutnya seperti Himawari, adeknya crayon shinchan. apa coba?

Yah, apapun itu, sepertinya tidak membuat tatapan anehnya padaku berubah. Seperti sekarang

“Ini kamarmu.” ujarnya singkat setelah mengajakku naik ke lantai 2 dorm ini.

Aku mengeluarkan senyum andalanku lagi. Namun ia tetap bergeming. Dingin sekali manusia ini!

“Kau ini tidak suka tersenyum,ya?” tanyaku alih-alih mengucapkan terimakasih padanya.

“Heh?” tatapannya semakin aneh. Ya ampun.

“Ya kau ini, dari tadi tidak tersenyum seperti yang lain, malah menatapku aneh begitu. Kau memang selalu begini atau karena memang tidak menyukaiku?” tanyaku lagi, mencari penyakit. Ileon sesange! maafkanlah sikap terlalu terus terangku itu.

“Oh..yah..tidak seperti itu juga.” kali ini dia terlihat gugup dan menundukan kepalanya. Bagaimana,sih?!

“Ah sudahlah, yang penting..semoga kau bisa cepat beradaptasi disini.” lanjutnya cepat, lantas berlalu begitu saja.

“Gomawo.” gumamku singkat. Dasar aneh!

taeyeon POV

astagaaa.. aku tidak pernah mendengar pertanyaan seperti dari orang lain. terlebih dari orang yang baru sepuluh menit lalu berkenalan denganku!!!

kau ini tidak suka tersenyum, ya?” astagaa pertanyaan macam apa itu??

namun kuakui sikapku tadi memang dingin padanya. dan jangan tanya mengapa aku bersikap seperti itu padanya. aku tidak tahu, sumpah!

rasanya seperti ada bagian diriku yang tanpa sadar membuatku menjadi bersikap seperti itu padanya. terlebih saat tadi ia kutinggal begitu saja di depan kamar barunya. pabo kau, taeyeon! mianhe, tiffany.

oh aku benar-benar bodoh dalam urusan semacam ini.

***

anjrit bikin beginian capek banget tenyata. capek mikir capek ngetik juga. payah ah.. yang pasti ini baru chapter pertama. aku gatau akan jadi berapa chapter lagi fanfic ini. tapi ngebayanginnya aja udah bikin tambah capek. ah payah! hwighting!! kekeke 😀