Monthly Archives: February 2012

tae is shy, sooyoung widely smile

did you guys already watched this? it’s kind of funny from my favorite couple

TAENY! kekekeke,

even taeyeon is  admitting with smile

we’re forbidden! 6

*DEAR silent reader, keep your silent on hahahha

_____________________________________________________________________________________________

 

TAEYEON POV

gelap.

aku tidak dapat berpikir apa-apa.

aku benar-benar tidak dapat berpikir apa-apa.

aku nyaris mati rasa, dan satu-satunya hal yang dapat kurasakan adalah tubuh tiffany yang berada di bawahku.

aku merangsek ke tubuhnya lebih jauh lagi. dengan mata terpejam serta akal sehat yang nyaris hilang, aku menjelajahi tubuh gadis cantik ini.

“fanny-ah..” bisikku di telinganya, membuat tiffany mendesah geli sambil meremas rambutku.

perlahan-lahan, kulepas kancing baju tiffany satu persatu. dan  di saat aku mencapai puncak terakhir dari apa yang bisa kusentah, mendadak ia memekik kecil dan menahan bahuku . “please be gentle, this is my first time.”  katanya sambil meringis dan menggigit bibir bawahnya.

aku mencium bibirnya lembut sebagai jawaban. aku tidak pernah membayangkan akan bercinta dengan sesama yeoja, terlebih pada yeoja yang baru beberapa minggu ini kukenal.

mungkin aku sudah gila. yeah, aku memang sudah gila. but i don’t give a shit!

bagiku, apa yang sedang terjadi saat ini sangat layak untuk dinikmati..dan aku akan benar-benar menikmatinya.

tiffany pov

dan yang aku takutkan pun terjadi.

tae meringsek semakin dalam padaku, dan mulai melucuti kancing kemejaku. udara dingin di kamar ini serta bajuku yang sudah menghilang entah kemana membuat badanku sedikit menggigil.

aku bertambah menggigil saat tae mulai menyentuhkan ujung-ujung jemarinya ke tubuhku. aku menutup mataku karena takut, namun entah mengapa aku mengharapkan hal yang lebih dari tae selain sentuhan-sentuhannya di tubuhku.

“please be gentle, this is my first time” ujarku sayu.

aku menikmati apa yang tae lakukan terhadapku, hingga akhirnya tubuhku terasa meledak dan aku hanya bisa meremas rambutnya sambil menjeritkan namanya.

aaaaaaaaahhhhhhhh

taeyeon pov

hoaaammm… aku terbangun saat mataku merasakan silaunya cahanya matahari yang memasuki kamarku. ku regangkan tubuhku dan kurasakan tubuh tiffany masih berada di atas tubuhku.

eh tunggu sebentar,  cahaya matahari???

jika sampai ada cahaya matahari berarti ada yang sudah membuka tirai jendela.

jika sudah ada tirai jendela yang terbuka berarti sudah ada orang lain yang memaasuki kamar ini.

jika sudah ada oranglain yang memasuki kamar ini berarti dia melihat………

hah! dengan cepat kurebahkan tubuh telanjang tiffany yang masih berbaring di atasku ke samping. aku menjadi gelagapan sendiri mencari pakaianku.

setelah yakin bahwa tubuhku telah terbungkus pakaian dengan benar, aku bergegas keluar kamar, dan tak kusangka aku bertemu dengan muka dingin  jessica di dapur. seharusnya melihat jessica berada di dapur adalah hal yang lucu bagiku, namun melihat muka dinginnya sekarang membuatku  terlalu gugup untuk bisa menertawakannya.

“selamat pagi sica..” jawabku mencoba berimprovisasi. bagaimanapun dia adalah orang pertama yang kutemui di waktu sepagi ini. bahkan member lain pun sepertinya masih asyik tertidur. dia, tidak melihat keadaanku dan tiffany di kamar tadi, kan?

iya kan?

jessica menoleh ke arahku, lalu melihatku dari kepala hingga kaki, lalu menggeleng. “gila!” desisnya .

aku melotot. separuh terkejut, separuh tersinggung. ku beri jessica tatapan bertanya-tanya, meskipun dalam hati aku berharap setengah mati ia tidak benar-benar melihat apa yang aku takutkan tadi.

“..tenang saja, aku sudah melihatnya sendiri tadi.” jawaban sica yang seakan bisa membaca pikiranku itu  kemudian benar-benar membuat pengharapan setengah matiku tadi menguap dengan sangat cepat.

tubuhku mendadak lemas. kupandangi jessica dengan lemas juga. “lalu?” tanyaku habis ide pada jessica.

jessica menghela nafas sejenak, lalu menyampirkan serbet yang entah sejak kapan ada padanya ke pundaknya, lalu menyilangkan tangannya di dada.

artinya dia sedang serius. artinya aku akan mati sebentar lagi.

“jessica, mianhae.” kataku menunduk. aku tidak tahu mengapa aku meminta maaf padanya. yang aku tahu, aku telah berbuat suatu kesalahan dan jessica mengetahuinya.

“jangan meminta maaf padaku. kau lebih patut untuk meminta maaf kepada tiffany.”

hah? aku melongo mendengarnya. meminta maaf kepada tiffany? apa yg harus aku mintai maaf jika ia sendiri juga menikmatinya?

“..dia gadis yang baik, kau tahu.” jessica masih berpendapat. “dan benar-benar tidak seharusnya melakukan hal itu padanya.”.

aku mendecakkan lidahku kesal. kenapa sica menganggapku seakan-akan aku memaksa tiffany untuk melakukannya?

“sica, dia bahkan tidak melawan, dia menyukainya!” sungutku.

jessica menatapku tajam lagi. “itu hanya pendapatmu atau dia memang berkata begitu?”.

“tidak dua-duanya, bahasa tubuhnya padaku semalam sudah menjelaskan semuanya.”

“hhh..bodoh kau tae! benar-benar bodoh!”

aku memicingkan mata. “terimakasih, sica.” ujarku dingin.

sica tidak menjawab. dan khirnya terciptalah jeda hening yang cukup menyiksa diantara kami. tidak tahan dengan situasi ini, aku menambahkan dengan takut-takut. “tolong jaga dirimu untuk tidak menceritakan hal ini kepada yang lain.” aku benar-benar memohon padanya.

sialnya, dia lagi-lagi tidak menjawab. dan dia hanya membalikkan tubuhnya lalu berlalu begitu saja dari hadapanku.

sudah kubilang kan,  kalau aku akan segera mati.

***

aku berjalan kembali ke kamarku dengan galau. sebenarnya aku juga bingung hendak berbuat apa. berhubung ini masih sangat pagi menurut jam kegiatan kami, ya sudah, kuputuskan saja kembali ke kamar.

tak kusangka tiffany masih tidur. aku menyusul rebah di sebelahnya dan kupandangi punggung telanjangnya dalam posisinya yang membelakangiku seperti ini.

hanya melihat ini saja aku mendadak ingin mendekapnya.

sebelum aku merealisasikan keinginan itu, tiffany sudah berbalik sambil menggeliat beserta menguap. aku hanya bisa melotot melihat bagian-bagian tubuh nya yang semakin lama semakin tersingkap akibat gerakannya.

akhirnya dia membuka matanya dan menatapku bingung. meskipun aku gugup setengah mati, namun aku tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat bagian2 tubuhnya yang tidak tertutup oleh selimut. sial.

dan tiffany pun akhirnya menyadarinya karena mendadak ia merenggut selimutnya dan menutupi tubuhnya dan…menangis?

“kau kenapa?” tanyaku bodoh, namun aku benar-benar kaget karena ia menangis.

tiffany terisak sekaligus menggeleng berkali kali. “apa yang telah kulakukan..” ujarnya lirih, lebih kepada diri sendiri.

aku menelan ludah getir. aku merasa amat sangat bersalah melihatnya. jessica benar, tidak seharusnya aku melakukan hal itu tadi malam kepada gadis baik ini. namun apalagi yang bisa kulakukan untuk melawan kuasa minuman keras?

“maafkan aku.” bisikku, namun aku yakin cukup keras untuk bisa di dengarnya.

tiffany terdiam sesaat. “ini bukan salahmu,” ia balas mengguman. ” sepertinya aku tadi malam juga menikmatinya. hhh… ada apa sih denganku?”.

aku memandangnya wajah tiffany yang sekarang kebingungan. kudekatkan tubuhku padanya dan mencoba memeluknya dari samping. namun gagal karena ia malah bergerak menjauhiku.

yah, aku hanya bisa menggaruk-garuk kepalaku kikuk , sampai akhirnya kami berdua terdiam.

“ini benar-benar yang pertama kali untukmu ya?” tanyaku iseng. habis, aku tak tahan dengan keadaan saling diam seperti ini sih.

hahaha, gadis ini menjadi tertunduk malu. “tolong jangan bahas itu , tae.” ujarnya lirih, namun malah membuatku semakin berlanjut mengerjainya.

“..hmmm, tak kusangka ini baru kali pertamamu.”

“..aku pikir kau sudah terbiasa.”

“..tapi tadi malam kau benar-benar menikmatinya,kan?”

tak tahan dengan rentetan perkataanku, tiffany memukul lenganku dengan kesal. hehehe

“ahh baiklah, maaf maaf.” ujarku tanpa rasa penyesalan.” tapi kau benar-benar hebat tadi malam.” bisikku menambahkan dengan geli.

kulihat wajah tiffany berubah sedih, namun jelas terlihat ia berusaha menutupinya dengan eye-smile nya. sial, aku tidak tahan melihat wajahnya seperti itu. tanpa banyak mengucapkan kata-kata tidak penting lainnya, kupeluk tubuh yeoja cantik itu. ia hanya diam saja

kukecup puncak kepala gadis itu, dan ia melingkarkan tangannya di pinggangku. “mianhae tiffany. aku benar-benar minta maaf.”

tiffany pov

aku benar-benar menyesal pada kejadian yang telah terjadi tadi malam antara aku dan tae. meskipun aku menikmatinya, tetapi apa yang kami lakukan itu adalah hal yang benar-benar salah dan terlarang untuk kami lakukan.

aku ingin menangis, namun merasa tak enak pada taeyeon yang memandangku khawatir. jadi, yang dapat kulakukan hanyalah berpura-pura bahwa aku baik-baik saja di balik topeng senyumku.

tae rupanya cukup peka dengan keadaanku , karen setelah itu mendadak ia merengkuh tubuhku di dalam pelukannya. tae hanya menggunakan kaus singlet, tetapi entah mengapa pelukannya terasa hangat di tubuhku.

terasa sangat…nyaman, seperti aku telah mengenal tae bertahun-tahun lamanya.

aku menyukai pelukannya ini, alih – alih kata-kata dingin dan ketus yang biasa ia tampakkan.

aku tidak ingin ia mengakhiri pelukan ini. pelukan ini membuatku sangat nyaman sehingga aku merasa kembali mengantuk, bahkan tidak sadar dan tidak peduli saat aku tahu bahwa tubuhku masih belum tertutup pakaian apapun.

aku tidak peduli.

di dalam pelukan tae, semuanya terasa baik-baik saja. terasa begitu…benar.

aku memejamkan mataku dan merebahkan kepalaku di dadanya, saat ia mengecup puncak kepalaku dengan lembut.

aku tersenyum di dalam hati. ini semua benar- benar tidak seharusnya boleh kami lakukan, kami adalah sesama gadis, demi tuhan!

namun semua pikiran getir, serta kesedihan dan penyesalanku tadi mendadak melebur entah kemana saat aku berada di dalam rengkuhannya yang nyaman.

kupandangi matanya yang menatapku lucu , lalu kuberikan kecupan lembut di bibirnya sebagai tanda terimakasihku.

dia terlihat kaget, namun juga terlihat senang. ia mengelus rambutku dan mengeratkan pelukannya.

gomawoeyo, tiffy..”

________________________________________________________________________________________

berasa nambah dosa gitu ga sih kalau buat ff menjurus begini? -________-

we’re forbidden! 5

fifth post about TaeNy?????? can you believe that? i must be crazy T.T

ini entah authornya lagi kesamber petir berkali-kali atau emang lagi kesurupan arwahnya Taeny, pengennya ngeblog mulu -____-

ahh, but enjoy it anyway 😀

_________________________________________________________

TAEYEON POV

 

Sialan!

Kau tahu, Tiffany terlihat amat sangat cantik sekali tadi di panggung. Aku tidak tahu apa yang bisa menyebabkan ia terlihat menjadi semenarik itu diatas panggung, mengingat aku bisa membentaknya saat di ruang tunggu tadi..itu semua terasa berbeda. Senyumnya, suaranya, bahkan perilakunya, terlihat sangat berbeda .

Jika ia terlihat manja dan childish saat diluar panggung, maka aku tadi melihat tiffany yang dewasa dan cantik luar biasa saat di panggung. Yeah, bahkan aku masih saja sempat-sempatnya melihat penampilannya saat kami tampil bersama tadi.

sampai saat ini aku belum bisa melupakan hal di atas panggung tadi. sumpah..itu kali pertama aku merasa tiffany terlihat sangat…cantik. Demi tuhan, aku terus mengulang kata-kata yang sama!

aaaarrrrgghhhh! ada apa sih denganku????

yeah, seharusnya pesta perayaan setelah konser kami ini dapat aku nikmati. tapi entah kenapa aku malah menjadi gusar sendiri. kibimbab kegemaranku di hadapanku inipun belum aku sentuh sama sekali.

mungkin menyadari kegusaranku, tiffany datang dan beralih duduk di sebelahku.

“Kau kenapa? kau tidak kenapa-kenapa,kan? mukamu masam sekali,” sapa Tiffany dengan wajah khawatir.

aku menelan ludah dengan gugup. sial!sial!sial! kenapa dia melihatku dengan cara begini saja aku bisa merasa deg-degan sih??

“Uh..aku baik-baik saja, Tiffany.” sahutku garing sambil memaksakan diri untuk mencomot makanan di hadapanku. Aneh, makanan ini mendadak tak berasa.

tiffany menggeser duduknya semakin mendekatiku. “tidak panas,kok.” Ia menempelkan telapak tangannya di dahiku. alih-alih panas, aku merasa kepalaku pasti langsung berubah dingin di tangannya.

“…kan sudah kubilang aku baik-baik saja.” gumamku.

tiffany mendecakkan lidahnya sambil menggelengkan kepala. “yasudah, kau makan,ya? kau tidak terlihat bersemangat dari tadi.” ia mengambil kotak makan di hadapanku. “sini aku suapi!” , dan tiba-tiba saja ia menyorongkan kibimbab itu di depan mulutku.

aku kaget, namun tak punya pilihan lain, meskipun aku merasa senang juga. kubuka mulutku dan menelan kibimbab itu sambil menunduk. Tifany terlihat cantik sekali saat mengkhawatirkanku tadi. Dan sikapnya itu membuatku nyaman, namun sikap itulah yang mengintimidasiku.

“Kau juga makan, ya? mau kuambilkan makanan?” Ucapku tanpa sadar.

Tiffany terdiam sejenak, mungkin merasa sama kagetnya sepertiku.

“Tidak usah,” jawabnya sambil mulai tersenyum. “aku masih belum lapar, kok.” , Aku hanya mampu mengangguk kikuk saja mendengar jawabannya.

“HEI!! apakah ada yang berminat untuk minum?” tiba-tiba Hyo datang sambil membawa berbotol-botol soju. sepertinya ia habis meminta manajer kami untuk membelikannya.

semua orang di ruangan ini bersorak dan mulai mengambil botol-botol soju itu, kecuali aku dan Seohyun.

kulihat tiffany bersiap mengambil soju juga. tanpa sadar kutahan tangannya dan ia menjadi terduduk kembali.

“Kau tidak boleh ikut minum!” , ujarku galak.

“aaaahh waeyoo?” protesnya dengan pipi menggembung.

“pokoknya tidak boleh. kau kan belum makan!” aku masih bersikeras.  “lagipula minuman seperti itu tidak baik untuk tubuhmu.” gumamku melanjutkan.

namun tiffany hanya melambaikan tangannya acuh. “aku ini sudah terbiasa minum, Tae. aku pasti kuat, kok. tenang saja.”

“maka kalau begitu mulai sekarang kau tidak boleh minum lagi!” tegasku. Tiffany terlihat tercengang. “Euh, setidaknya sayangilah tubuhmu.” tambahku cepat-cepat.

Gadis ini hanya terdiam mendengar rentetan perkataanku. aku jadi merasa gugup.

“apa katamu saja lah.” putusnya.

 

tiffany pov

waaahhh,,, celebrating party! yeah, inilah yang memang benar-benar aku butuhkan setelah beberapa menit menegangkan di atas panggung tadi.

aku memutuskan untuk mengambil makanan. banyak sekali ramyun bertebaran disini. mungkin kalau bisa aku akan mencoba untuk menikmati semuanya nanti hihihi.

enghh?

aku melirik kursi di seberangku. taeyeon sedang duduk di sana sambil memberengut tak jelas. tangannya disilangkan di depan dadanya dan ia tidak terlihat menikmati acara ini . hh..anak ini, memang benar-benar tidak bisa sediikit bersenang-senang ya?

hmm… tapi kenapa ya dia bisa seperti itu? tidak biasanya setelah melakukan konser orang malah bersusah hati seperti taeyeon ini. hhhhh…gadis ini memang pengecualian. mungkin ada baiknya kuhampiri saja ia.

“kau tidak apa-apa? kau kenapa?” sapaku. jika tadi aku melihatnya bertampang gusar, sekarang wajah tae terlihat pucat. kenapa lagi dia?

namun ia hanya menjawab dengan gelengan, gumaman, dan menundukkan kepalanya. aku jadi sedikit bertanya-tanya. gadis di sampingku ini punya berapa kepribadian sih? kadang dia terlihat judes dan galak di hadapanku, namun tak jarang juga sikapnya menjadi kikuk dan malu-malu seperti ini.

aku sedang mengamati wajah Tae, yang entah kenapa aku melakukan itu, saat Hyo berteriak untuk mengajak minum. di tangannya terdapat dua krat soju. waaahhh menyenangkan.

namun entah kenapa tae menarik tanganku dan melarangku untuk ikut minum. mulanya aku berniat untuk tetap protes, namun entah kenapa perhatian dari taeyeon berhasil membungkam protesku.

ah sudahlah, lagipula benar kata tae, aku belum makan. mungkin kali ini sebaiknya aku tidak minum dulu.

***

brrrr…. dingin sekaliiii!!! aku merutuki pendingin udara di dalam mobil yang sedang mengantar kami kembali ke dorm ini. sial, dingin sekali! meskipun aku sudah memakai 3 lapis pakaian, tetap saja dinginnya terasa menembus langsung ke tubuhku.

“Memangnya sedingin itu ya?” tiba-tiba tae menyahut dari sebelahku.  aku hanya mengangguk untuk menjawab nya

“..kau sih, di suruh makan tidak mau.” ujarnya lagi. “untung kau tadi tidak minum-minum!”.

“terimakasih..” sahutku masam dengan bibir bergetar menjawab Tae. “Mungkin seharusnya tadi aku mengikutimu untuk ikut mengambil soju, kau lihat, tubuhku malah menggigil karena tidak ada soju yang bisa menghangatkanku.” tambahku sebal. Tae ini, tadi dia sendiri melarangku untuk minum, tapi dia sendiri malah banyak meminum soju. huh!

Tae menggeleng melihat keadaanku, lalu dengan cepat ia mengambil jaket yang ada di belakang kursi dan menyelimutkannya padaku. tak cukup hanya itu, ia kemudian memeluk tubuhku dengan erat.

aku kaget dengan tindakan frontalnya dan serasa terkena serangan jantung mendadak. Tae  tidak sedang mabuk ,kan? atau efek minuman tadi baru bereaksi padanya sekarang?

“Maaf, tolong jangan berpikir yang tidak-tidak. aku hanya berusaha membuatmu tidak menggigil seperti itu.” ucap tae datar.

hihihi.. aku tau tae hanya berpura-pura bersikap ketus seperti itu. melihat ekspresinya yang berubah kikuk saat mengatakan hal itu tadi membuatku yakin kalau sebetulnya tae memang peduli padaku.

“ahh,, gomawo, kau baik sekali.” balasku memeluknya erat.

sepertinya tae benar-benar menjadi kikuk sekarang karena mendadak ia mengalihkan pandangannya ke jendela. “sudah , kau tidur saja. perjalanannya masih jauh.” katanya pelan.

 

taeyeon pov

 

Apa yang dia lakukan??? dan apa yang telah aku lakukan????!!!!!

astagaaa, aku memberinya jaket, menyelimuti tubuhnya, dan memeluk tubuhnya?? astaga! apakah ini efek dari meminum dua gelas soju tadi? aissh, sepertinya aku memang sedang mabuk. inilah yang aku khawatirkan, sekarang aku tahu kenapa minuman semacam itu di haramkan.

Tadinya aku hanya berniat untuk menghangatkan tubuh gadis lemah di sebelahku ini. namun melihat ia yang sekarang tertidur di bahuku dengan bibir sedikit terbuka, membuat tubuhku menjadi panas dingin tak karuan.

Sepertinya efek soju tadi benar-benar sudah menguasaiku. untuk saat ini aku masih sanggup menahan diri untuk hanya melihat tiffany saja. tapi entah efek apa lagi yang akan di timbulkan minuman ini untuk kedepannya nanti.

uhh sial , aku ingin muntah, kepalaku pusing sekali!!

 

tiffany pov

 

“heii, bangun tukang tidur! kita sudah sampai.” sekilas aku mendengar sooyoung berkata padaku dan mengguncang-guncang tubuhku. hoammm,, aku masih ngantuk sekali. aku berbalik ke kiri dan meneruskan tidurku.

“bangun heiii bangun!!!!!” kali ini terdengar suara jessie begitu dekat di telingaku. aku membuka mata dengan sangat tidak ikhlas .

“aku sudah bangun.” gumamku malas sambil meregangkan tubuhku. emmh? aku melihat seseorang di sebelahku yang juga masih tertidur. hihihi.. tampang Tae menjadi cute sekali saat ini.

“hei babo! bangun kau, kita sudah sampai!” ujarku padanya sambil mencubit pipinya gemas. Tae hanya menggumam tak jelas menanggapiku

“ayo bangun, jangan sampai jessica yang membangunkanmu, ya. hehehe” ujarku . Kini mencubiti kedua pipinya. aiiihhh,,, tae cute sekaliii!!

tae menguap keras dan membuka matanya walau menyipit. “aku pusing.” begitu katanya.

aku menjadi khawatir melihat wajahnya yang lemas begitu. kepalanya terkulai lemah tak bertenaga di bahuku.  segera kubantu ia bangun dan kupapah ia memasuki kamarnya.

“uhh..tiffany, aku..muntah…” tae berkata tak jelas sambil memegangi perutnya. aku panik, kamar tae masih harus melalui 2 lantai, jika ia muntah sekarang, bisa gawat!

“sabar, sebentar lagi kau akan sampai di kamarmu.” ujarku cepat.

“…tiffany ..aku tidak ku-…hoeeek!!!” tae langsung memuntahkan isi perutnya sambil terduduk. untuuuung saja kami masih berada di halaman luar!

aku segera mengelus dan menepuk-nepuk punggungnya untuk sedikit meredakan rasa mualnya. setelah puas mengeluarkan semuanya, tae duduk terengah-engah di sampingku.sepertinya tae terlalu banyak minum, wajahnya begitu pucat, membuatku gemas ingin mendekapnya.

“seharusnya kau tidak minum terlalu banyak!” sungutku padanya. aku meliriknya lagi. ia masih tetap duduk terengah-engah tanpa berusaha untuk menanggapi perkataanku.

“ahh sudahlah, tak ada gunanya juga aku menceramahimu sekarang.. lebih baik kupanggil yang lain untuk membantumu. dimana mereka? oh itu dia, sunny! HEY SUNNY!” teriakku sambil melambai-lambaikan tangan.

sunny melepaskan earphone di telinganya lalu berlari kecil menghampiri kami. “ada apa sih, kenapa kalian lama sekali?..oh astaga, kenapa kau taeeng??” sunny baru menyadari keadaan tae.

aku menghembuskan nafas kesal. “sudahlah sunny-ahh, kau bantu aku mengangkat tae sampai di kamarnya ya?”.

***

karena tae langsung ambruk di atas kasur begitu kami tiba di kamarnya, sunny langsung mengusulkan padaku untuk mengganti pakaian tae. Haah??

“..yah, kau kan belum pernah mengurusi Tae kan? dia kalau sudah mabuk bisa jadi sangat merepotkan! dan kau, sebagai member baru disini, kuperintahkan kau untuk membantu tae mengganti bajunya hehehe.” cengir sunny tanpa dosa.

Aku melotot. itu sama saja dengan aku menggantikan baju tae, yang benar saja!!

tapi karena sunny tidak memberiku kesempatan untuk protes, maka kutelan saja perintah Sunny itu tadi. “..jangan lupa gantikan baju dalamnya juga, Fanny-ah..hehehe.” kikik sunny, lalu ngacir keluar begitu saja dari kamar Tae.

Uhh Ya tuhan, sekarang apa yang harus kulakukan?

***

untung saja tae sedang terpejam. aku sedang mengganti branya saat ini, dan aku benar-benar berharap tubuhku menjadi transparan. aku. malu. sekali!!

namun tae hanya mengguman tak jelas dalam tidurnya dan terlihat tidak peduli dengan apa yang sedang aku lakukan ini.

akhirnya , selesai juga tugasku untuk mengganti bajunya. kubereskan pakaian-pakaian kotor milik tae dan berjalan keluar dari kamarnya. tae sekarang menggeliat sambil menguap. “fanny-ahh..” gumamnya. “dimana kau?” ia masih menceracau tak jelas.

aku hendak kembali menghampirinya saat mendadak ia berdiri dan memepet tubuhku di dinding. eh eh? apa-apaan?

“fany-ahh..kau terlihat cantik sekali malam ini.” gumamnya dengan mata terpejam. aroma alkohol keras tercium dari mulutnya. badanku medadak dingin, perasaanku menjadi sangat-sangat tidak enak.

“tae, kau kenapa? HEI TAE!! bangunlah!!” ujarku memberontak. namun ia malah menahan tanganku dan semakin memepetku ke dinding.

“..cantik..sekali..” tubuh tae semakin lama semakin mendekat padaku, sampai aku bisa melihat bibirnya yang berusaha bertemu denganku.

melihat itu semua tubuhku mendadak seperti terkunci, aku tidak bisa menggerakan tubuhku. entah kenapa aku mendadak pasrah akan apa yang akan di perbuat oleh tae, walaupun aku tau tidak semestinya itu terjadi.

bibir tae semakin dekat dan mendadak ia menghempaskan tubuhku ke atas kasur. ia langsung menindihku dan mendekatkan kembali bibirnya padaku.

aku hanya mampu berdiam pasrah, yang entah kenapa lama kelamaan aku malah menikmatinya. “Taeeng-aaaaahh…”.

****************************************************************************