we’re forbidden! 3

tiffany pov

 

“Hentikan!” ujarku terengah-engah. “Hentikan, aku lelah sekali!” tambahku lagi sambil memegangi sisi perutku, masih terengah-engah.

Instruktur koreografi di depanku terdiam sesaat, lalu tersenyum maklum menatapku. Demikian juga dengan member yang lain.

Aku terduduk di pinggir ruang latihan berlantai kayu ini. . sial, ini membuatku  lelah sekali. latihan ini benar-benar menguras tenagaku. plus, memberiku rasa malu.

member lain menatapku prihatin, seakan mengkhawatirkan keadaanku. tapi ini memang latihan perdanaku untuk comeback stage minggu depan, jadi aku anggap apa yang aku rasakan ini wajar untuk pemula sepertiku.

Tapi sepertinya tae tidak berpikir demikian. ia menghampiriku dengan wajah, yah, marah.

“Apa maksudmu?!!payah kau!” sempro Tae keras. aku hanya menunduk sambil menghela nafas. aku sudah menduga ia akan berkata seperti itu.

“maaf,” gumamku, malas berdebat.

“kau tahu, semua member menjadi kerepotan karenamu! belum apa-apa sudah minta berhenti, kau ini mengganggu saja!” ia masih membentakku dengan kata-kata kejam.

aku mengedarkan pandanganku. member lain tampak sibuk melatih gerakan mereka, tak satupun dari mereka yang menatapku.

aku menatap Tae lagi, yang masih memandangku dengan kejam. apa aku memang sepayah itu? aku rasanya ingin menangis, aku merasa sangat sangat payah sekali. namun bagaimanapun, di semprot dengan kata-kata seperti itu di depan orang-orang yang belum lama kukenal,terasa sangat menyakitkan. juga memalukan.

sebelum aku benar-benar menangis, tiba-tiba sepasang lengan merangkul pundakku hangat. Yoona menatapku ramah. “sudahlah, tidak apa-apa. dulu aku juga begitu, kok.” senyumnya.

“oh ya? kau dulu juga meminta berhenti di tengah-tengah latihan seperti ini?” tanyaku, tidak percaya juga ada orang lain yang selemah aku ini.

Yoona menggelang. “ya tidak sih, namun kau kan baru seminggu disini, jadi ya santai saja.” tuh kan , ternyata memang masih aku yang terpayah, pikirku sedih. namun lagi-lagi yoona tersenyum. mau tak mau hatiku ikut menghangat melihat senyumnya.

aku menyeka air di sudut-sudut mataku. tae hanya memandangku, lalu mendengus dan berlalu begitu saja dari hadapanku.

taeyeon pov

latihan tadi akhirnya selesai juga. meskipun ada kejadian yang tidak diinginkan, namun toh aku menikmatinya juga.

aku merebahkan tubuhku di atas kasurku. pikiranku sibuk mengingat-ingat Tiffany, juga kata-kata yang telah kuteriakan padanya tadi. apakah aku terdengar terlalu kejam tadi?

pertanyaanku terbuyarkan seiring dengan ketukan di pintu kamarku. Yuri melongokkan kepalanya dari sana.

“oh kukira kau sudah tidur.” ujarnya, lalu menyusul duduk di hadapanku. aku melirik jam di dinding di hadapanku, sudah pukul sebelas malam ternyata. jadi latihan kita tadi selama 5 jam? aku heran Tiffany tidak pingsan di tempat. mungkin belum

“ada apa Yur?” tanyaku . dia tentu datang dan duduk di hadapanku seperti ini bukan tanpa maksud kan?

Yuri terdiam sebentar. “kau tau, kata kata mu pada Tiffany terdengar sangat kejam tadi , bahkan bagi kami.” ujar Yuri menatapku tajam.

aku memutar bola mataku bosan. “sudahlah, Yur, dia sudah besar. Tidak seharusnya dia menjadi cengeng begitu.”

“tapi itu terlalu kejam”. Yuri masih berargumen.

“tidak masalah, selama itu bisa membuatnya menjadi  err-, lebih disiplin,” aku tak mau kalah.

“kau ini seharusnya membantunya untuk menjadi lebih baik, Tae!” .

“kau pikir apa yang tadi kulakukan??”.

“dia baru seminggu disini, seharusnya kau tidak sekeras itu padanya!”

“oh ya? menghentikan latihan saat ia sendiri merasa kelelahan? kau pikir kita semua tidak lelah? tidak ada baiknya jika kita terus menuruti keinginan putri manja itu, Yur!”

“tapi itu tidak dengan cara seperti itu, itu terlalu kejam!”

aku terdiam sejenak. “sadarkah kau percakapan kita hanya berputar-putar?” aku menatap Yuri tajam.

Yuri menghela nafas. “aku tahu, tapi yang kau katakan padanya tadi sangatlah-.. ” -aku memberi Yuri tatapan membunuh-  “….kejam. hehehe,” yuri nyengir.

aku memutar bola mataku dengan bosan lagi. namun tak urung aku juga memikirkan kata-kata Yuri. memangnya aku sekejam itu, ya?

***

kuputuskan untuk mendatangi di kamarnya, bagaimanapun kata-kata Yuri di kamarku tadi berhasil membuatku merasa sedikit bersalah kepada Tiffany. Semoga saja ia belum tertidur, yang sedikit kuragukan, mengingat keadaannya saat latihan tadi.

kuketuk pintu kamarnya. aku gugup -yang mana ini sangat bukan aku sekali-, jujur saja.

karena ketukanku tak mendapat balasan, kuputuskan langsung masuk ke kamarnya.

aku kaget melihatnya yang masih terbaring di kasur dengan mata terbuka dan menatapku tercengang. “kukira kau sudah tidur.” ujarku.

“kau mau apa?” tanyanya langsung sambil menagakkan punggungnya. aku mengenyit memandangnya. “maaf, mungkin ada yang sedang kau butuhkan dariku?” tambah Tiffany lagi.

aku menatapnya dan heran akan jalan pikiran gadis di hadapanku ini. “memangnya harus ada keperluan dulu jika aku ingin menemuimu?” tanyaku tajam. Tiffany terlihat bingung. “..maksudku, kita kan satu keluarga,” tambahku. engg,, setidaknya sih begitu, lanjutku dalam hati.

“oh, aniyo.. aku pikir..” gumam Tiffany.

aku menggelengkan kepalaku. “sudahlah, aku meminta maaf okay? seperti nya kata-kata ku tadi saat latihan terdengar sedikit kasar bagimu. mianhae, Tiffany. ” ujarku bersungguh-sungguh. Aku tidak ingin membuat gadis ini menangis karenaku, lebih-lebih tidak ingin membuatnya menjauhiku karena sikap judes ku.

sayangnya Tiffany hanya tercengang menatapku, membuatku lagi-lagi mengernyit heran.

“kau ini..meminta maaf?” tanyanya melongo. sukses membuatku ikut melongo juga. “Aku pikir kau ini tipe manusia dingin yang tidak akan pernah sudi memiinta maaf dan bisa mengucapkan kata-kata lain selain cercaan.” meskipun Tiffany tidak bermaksud apa-apa, namun kata-kata nya itu tak urung membuatku menyesali keputusanku untuk meminta maaf.

aku memandangnya dengan kesal, dan ia segera menyadarinya. “Ah maaf..bukan maksudku – ” ucapnya terbata. namun ia segera menutup mulutnya dan segera berganti dengan senyum ber eye-smile nya yang manis itu  itu.

“Sudahlah,” ujarku. “Kau istirahat dengan cukup saja malam ini, jangan lupa meminum obat dan suplemen, jangan tidur terlalu larut dan jangan lupa membasuh kaki tanganmu sebelum tidur. ” Waoooww, apa yang baru saja kukatakan? aku mengucapkan hal itu pada seseorang yang baru saja kukenal?aku mampu berkata seperti itu? bukankah terdengar sangat perhatian sekali? ada apa sih denganku?

sepertinya aku butuh istirahat.

Tiffany menatapku kaget, sudah kuduga.  “..besok kita akan berlatih bersama 2pm. kau tahu siapa mereka ,kan? jadi usahakan, jangan membuat kami semua malu telah memilikimu disini, oke?” tutupku sebagai ucapan selamat malam baginya.

tiffany pov

aku kaget.

serius aku kaget saat Taeyeon tiba-tiba berada di kamarku.

kupikir ia hendak mencercaku , mengomeliku atau memarahiku soal latihan tadi. namun ternyata ia malah meminta maaf. apa-apaan? dunia sudah terbalik? benar-benar tidak kusangka Taeyeon mampu mengucapkan kata maaf, terlebih padaku.

namun ia terlihat lucu saat mengucapkan maaf dengan wajah penuh penyesalan tadi. wajahnya terlihat…semakin tampan.

hah? apa yang kupikirkan??? aku segera menggeleng-gelengkan kepalaku untuk mengusir pikiran mengerikan yang baru saja melintas di kepalaku itu.

tapi ia memang terlihat tampan tadi..dan cute, minus sikap judes yang selama ini di tampilkannya jika sedang berhadapan denganku.

aku jadi senyum-senyum sendiri.

tuh kan, sepertinya aku memang sudah terlalu lelah. Jelas saja, latihan tadi memakan waktu kurang lebih 5 jam. aku sangat bersyukur sekali aku tidak pingsan saat latihan tadi. minta berhenti saja sudah di marahi oleh Tae, apalagi jika pingsan! mungkin  aku akan dibiarkannya saja terbaring pingsan di ruang latihan oleh Tae.

eh ngomong-ngomong, besok kita akan latihan..lagi?? oh, membayangkannya saja sudah malas luar biasa.

namun tadi Tae bilang 2pm akan ikut latihan bersama kami?

Wahh, aku pernah melihat konser mereka di tivi, mereka keren sekali! dan besok, aku akan berlatih menari bersama pria-pria tampan itu.

wahh,, pasti akan menyenangkan sekali!!!!

About monicta tadashi

how could you describe me, if you dont know me that well :p

8 responses »

  1. aduh taeng tolong lembut sama fany dong hehehehe
    makin seru nih hehehhe

    hwaiting ya

    Reply
  2. wah2. . .lama2 tae lu2h juga ya….??tae kliatan tampan????wkwkwkwk
    Bilang aja mulai terkesima am Tae Fanny. . . .
    lanjut thor

    Reply
  3. wah,sadis seklai omongan taeng.
    tapi taeng minta maaf juga .walaupun kaku gitu

    Reply
  4. tae ga boleh kejam sama ppany nanti di amuk masa hehe :p

    Reply
  5. Hahaah…
    Separah itukah taeng???
    Ya ampun fany… Nggk cukup taeng doank?? Knp anak 2pm jg harus disukain??

    Reply
  6. Taeng jahat!! T.T

    Reply
  7. tae sadis bgt omongan lu. Untung tiff org baik. Tae lu dikata tampan ama si tiff ni, hahaha. Kurangin la sifat judes lu, tp kek ny lu udah agak luluh ya ama tuh anak. Mulai prhatian. Hehehe

    Reply
  8. Lebih kaget mana? Taeyeon mendadak di kamar fany atau aku mendadak muncul di hati kamuuuu??? Hauahahahaha

    Oke. I have some points.
    First, tae, dan member lain biasa manggil si yuri yul kan ya? Yul tuyul yul yul yul.. Hauahahaahha

    Fanyyyyyy km gemesin banget.. Andai gue taeyeon, udh gue samperin, gue omelin ampe nangis. Yaiyalah.. Latihan 5 jem ngerengek. Tau gk hr ni snsd latihan brp lama? 22 jam. Crazy don’t u think??

    Last, ak m lanjut dulu babe..
    Love you..

    Reply

Leave a comment